Analisis hukum pernikahan seorang muḥallil perspektif Ibnu Hazm dalam buku Al- Muḥallā jilid 14
Mujahadah, Umrotul (2021) Analisis hukum pernikahan seorang muḥallil perspektif Ibnu Hazm dalam buku Al- Muḥallā jilid 14. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1702016071_Umrotul Mujahadah_Lengkap Tugas Akhir - Umrotul Mujahadah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Nikah muḥallil merupakan pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap seorang perempuan yang telah ditalak tiga oleh mantan suaminya yang pertama dengan maksud supaya perempuan tersebut bisa halal kembali dengan suaminya yang pertama. Banyak ulama yang berselisih pendapat tentang hukum pernikahan seorang muḥallil. Imam Hanafi, Imam Malik, serta Imam Abu Hanifah merupakan ulama yang membolehkan adanya pernikahan seorang muḥallil. Tetapi menurut Imam Abu Hanbali bahwa pernikahan muḥallil tetaplah tidak sah hukumnya. Sedangkan menurut Ibnu Hazm hukum pernikahan muḥallil tidak akan sah karena disertai dengan adanya suatu penjelasan. Ibnu Hazm dalam mengambil keputusan tersebut berdasarkan perbandingan-perbandingan dari para ulama atau sahabat Rasulullah SAW dalam menyikapi huukum pernikahan muḥallil. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi pendapat Ibnu Hazm karena membandingkan di antara pendapat-pendapat dari para ulama dan sahabat Rasulullah SAW, sehingga penulis tertarik untuk meneliti, “Analisis Hukum Pernikahan Seorang Muḥallil Perspektif Ibnu Hazm dalam Buku Al-Muḥallā”
Jenis penelitian yang diambil dalam penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan (library research) dengan penelitian hukumnya berupa normatif/doktrinal atau disebut juga sebagai penelitian yuridis normatif yaitu dengan tujuan agar dapat menjelaskan bagaimana hukum pernikahan seorang muḥallil perspektif Ibnu Hazm dalam buku al- muḥallā jilid 14 serta dapat mengetahui bagaimana istinbāṭ hukumnya. Sedangkan data yang digunakan yaitu data sekunder berupa buku al- Muḥallā Jilid 14 karya Ibnu Hazm. Dari data-data tersebut kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis dengan menggunakan metode dokumentasi descriptive analitic yang kemudian ditarik kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan bahwa hukum dari suatu pernikahan seorang muḥallil tidak lah sah dikarenakan dalam pernikahan tersebut terdapat adanya niat sseeorang untuk menjadi seorang muḥallil. Walaupun niat orang tersebut telah diucapkan pada saat berlangsungnya akad ataupun tidak. Menurut Ibnu Hazm pun bahwa suatu pernikahan yang disertai dengan suatu tujuan (menjadi seorang muḥallil) maka pernikahan menjadi rusak dan batal, dan orang tersebut akan dilaknat oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dalam metode istinbāṭ yang digunakan oleh Ibnu Hazm yaitu dengan meggunakan metode al-dālīli yang diambil dari ijmā’.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pernikahan; muḥallil; Ibnu Hazm |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 13 Aug 2022 04:44 |
Last Modified: | 13 Aug 2022 04:44 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16604 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year