Tren berpenampilan syar’i di khalayak umum banyak menuai pro dan kontra. Padahal jika dikaji secara mendalam, penampilan syar’i sudah dapat mencerminkan aturan-aturan syariat islam. Mengenakan hijab lebar, gamis longgar dan kaos kaki. Sedangkan banyak beberapa masyarakat atau dikalangan mahasiswi sendiri yang memberikan stigma-stigma negative, seperti radikal atau bahkan yang mencibir dengan kata sok suci.
Dalam hal ini peneliti mencoba meninjau pendekatan ini dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yaitu diantaranya dengan perspektif asas bimbingan konseling dengan rumusan masalah 1. Bagaimana trend penampilan mahasiswi komunitas Forum Aktifitas Kerohanian Islam (Farohis) di UIN Walisongo Semarang ? 2. Bagaimana upaya pelaksanaan bimbingan agama pada Komunitas Forum Aktifitas Kerohanian Islam (Farohis) dalam menjaga trend penampilan mahasiswi di UIN Walisongo Semarang?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan psikologi dan pendekatan dakwah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Setiap insan butuh bimbingan rohani hingga akhir hayatnya. Seperti hal nya dalam berpakaian juga merupakan proses sepanjang hayat manusia untuk belajar berpakaian sesuai syari’at islam dan juga dapat juga mengikuti perkembangan zaman yang ada. Sehingga para muslimah yang mengenakan hijab panjang dan lebar serta gamis longgar bukan lah hal yang kuno. Melainkan mengikuti perkembangan zaman yang tetap menggunakan Aqidah dan Syari’at Islam. Upaya pelaksanaan bimbingan agama untuk Komunitas Farohis terdiri dari 3 asas bimbingan konseling Islam diantranya, yang pertama asas bimbingan seumur hidup berupa kajian muslimah, seminar keputrian, Rihlah/outbound, malam bina iman dan taqwa (MABIT). Yang kedua asas keseimbangan rohani, berupa pembinaan, kajian rutin. Yang ketiga asas akhlakul karimah berupa training dasar rohis, meet up farohis, silaturahim UKM dan Komunitas.