Perceraian orang tua pada fase perkembangan remaja beresiko memberikan efek buruk pada perkembangan kognitif, emosi, perilaku, dan interpersonal. Penyesuaian kehidupan secara tiba – tiba berakibat pada remaja yang merasa kehilangan wadah untuk berkomunikasi dan mencurahkan apa yang ia rasakan, hal ini memicu timbulnya perasaan kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesepian yang dirasakan oleh remaja korban perceraian orang tua, mengetahui alasan remaja korban perceraian orang tua cenderung merasakan kesepian, dan apa yang dilakukan remaja korba perceraian orang tua ketika kesepian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Subjek pada penelitian ini berjumlah tiga orang remaja dengan rentan usia 10 – 24 tahun yang dipilih berdasarkan kriteria. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu wawancara mendalam yang kemudian dianalisis menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini menemukan beberapa manifestasi dari kesepian diantaranya manifestasi afektif, kognitif, perilaku, dan interpersonal. Kesepian pada remaja korban perceraian orang tua berkaitan erat dengan gaya kelekatan yang dimiliki antara keduanya yang pada umumnya adalah kelekatan tidak aman. Kelekatan tidak aman ini dikarenakan remaja merasa kehilangan sosok lekat yang sebelumnya telah ia miliki yaitu orang tuanya. Ditemukan pula beberapa hal yang mempengaruhi kesepian pada remaja korban perceraian orang tua seperti dukungan sosial dan lingkungan.

ABSTRACT:
Parental divorce in the developing adolescent phase has higher negative effects on affective, cognitive, behavioral, and interpersonal development. Sudden life adjustment due to divorce in adolescents may also result the feeling lost the place to express and commucicate their feelings, while in the development of adolescent the desire to express what they feel is experiencing rapid development. Losing a place to communicate about what they feels triggers the onset of feelings lonely. This study aims to find out about the loneliness felt by adolescent victims of parental divorce, knowing the reasons adolescent victims of parental divorce tend to feel lonely, and what adolescents do when lonely. The type of this research is qualitative using interpretative phenomenological analysis (IPA) methods. The subjects in the study were three adolescents aged 10 to 24 who were selected based on criteria. The data collection technique used by researchers is in-depth interviews and then analyzed using the Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), observation, and document interview. The findings of the study showed some of the affective, cognitive, behavioral, and interpersonal manifestation of loneliness. Loneliness in adolescent victim of parental divorce is closely related to the style of attachment between adolescents and their parents which is generally insecure attachment. The cause of insecure attachment is because adolescents already have attachment figures and suddenly disappear due to divorce. Several things also found that influence the loneliness in adolescents victims of parental divorce such as social support and environment.