Salah satu simpanan yang ada di BMT NU Sejahtera yaitu simpanan khusus. Simpanan khusus merupakan simpanan dimana bagi hasil diberikan di awal transaksi dan bagi hasil tersebut harus berupa barang. Pihak BMT juga memberikan bagi hasil perbulan. Pada dasarnya diperbolehkan atau tidaknya bagi hasil simpanan khusus dalam Islam terdapat pada pemenuhan rukun dan syarat yang terdapat di akadnya. Pokok permasalahan penelitian ini adalah bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap transaksi simpanan khusus di BMT NU Sejahtera. Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah bagi hasil yang ada simpanan khusus. Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah 1) bagaimana system bagi hasil simpanan khusus di BMT NU Sejahtera? 2) bagaimana praktek simpanan khusus dilihat dari hukum Islam di BMT NU Sejahtera?.
Jenis penelitian tersebut tergolong dalam penelitian normative-empiris, metode hukum normative adalah metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder dan metode empiris adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-doktrinal dengan sumber data diperoleh langsung dari penyimpan di BMT NU Sejahtera yang menggunakan program simpanan khusus dan dari pihak BMT itu sendiri. Kemudian metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi. Selanjutnya teknik pengolahan data dilakukan dengan melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan anaalisis yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa transaksi simpanan khusus yang ada di BMT NU Sejahtera dilakukan dengan akad mudharabah. Transaksi simpanan khusus tersebut pihak shahibul maal menyimpan uang kepada pihak mudharib atau pihak BMT. Akad mudharabah tersebut termasuk jenis mudharabah mutlaqah karena jenis usaha yang dilakukan oleh pihak BMT atau pihak mudharib tidak terbatas. Dalam hal ini masyarakat bertindak sebagai shohibul maal karena menyalurkan dananya kepada pihak BMT. System bagi hasil di dalam simpanan khusus diberikan pada awal transaksi yaitu sebesar 0,65% berupa barang dan 0,05% setiap bulannya akan diberikan pada saat jatuh tempo. Bagi hasil yang dilakukan oleh pihak BMT di awal transaksi harus berupa barang yang cara pembeliannya akan diproses oleh pihak BMT sesuai keinginan penyimpan dan apabila penyimpan ingin membelinya sendiri maka harus didampingi oleh pihak BMT. Pada saat jatuh tempo pihak BMT akan mengembalikan uang yang disimpan beserta sisa bagi hasil yang harus diterima oleh pihak shahibul maal yaitu sebesar 0,05% perbulannya.berdasarkan tinjauan hukum Islam, apa yang dipraktekan dalam simpanan khusus di BMT NU Sejahtera. Adapun akad dalam bagi hasil tersebut rusak dikarena syarat-sayart yang ada di kontrak tidak dipenuhi yaitu bagi hasil yang sebanyak 0,05% perbulan dan akan diberikan pada saat jatuh tempo tersebut pihak BMT tidak memberikan bagi hasilnya. Pihak
Kata Kunci: Simpanan Khusus, mudharabah