Penyelenggaraan perkawinan dimasa pandemic covid-19 terjadi terhambat, sehingga munculah penyesuaian dalam acara perkawinan dalam hal ini akad nikah dan penyelenggaraan walimah agar bisa tetap terselenggara. Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi perantaranya. Salah satunya adalah melakukan akad nikah via online melalui aplikasi video call. Tujuan peneletian ini untuk mengkaji dan menganalisis keabsahan penyelenggaraan akad nikah via online, sehingga harus ditemukan solusinya yang konkrit.
Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian pustaka (library reseach), yaitu bersumber dari buku-buku atau karya-karya ilmiah yang relevan dengan masalah yang diteliti, melalui metode bersifat deskriptif analisis dengan cara mengumpulkan data sekunder meliputi buku, kitab, jurnal, yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang penulis bahas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Akad nikah via online menggunakan aplikasi video call berbasis internet tidak dapat diperkenankan atas sebab keharusan ittihad majlis (satu majlis) secara fisik. Sedangkan perluasan makna ittihad majlis yang dikatakan dapat terealisasi secara daring mengandung kelemahan yang beresiko besar karena sejumlah factor yakni: nikah adalah ibadah, persyaratan al-mu’ayanah, peluang manipulasi, ketimpangan konektivitas, dan terdapat ketentuan pemerintah yang memiliki derajat seperti qanun. Kemudian mengenai nikah siri yang dilakukan adalah sah menurut agama tetapi tidak sah menurut Negara karena pernikahan tersebut tidak dicatatkan.