Mitos penyajian ayam ingkung pada saat acara manaqib (perspektif semiologi Rolan Barthes) di Desa Pelemkerep Mayong Jepara
Ikhwan, Muhammad Adib Maulana (2021) Mitos penyajian ayam ingkung pada saat acara manaqib (perspektif semiologi Rolan Barthes) di Desa Pelemkerep Mayong Jepara. Undergraduate (S1) thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO.
1504016044_Muhammad Adib Maulana Ikhwan_Full Skripsi - Maulana Ikhwan.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB)
Abstract
Skripsi ini membahas tentang tradisi masyarakat di desa Pelemkerep Mayong Jepara yang percaya dengan adanya mitos yang harus menyajikan ayam ingkung saat acara manaqiban. Mitos ini sudah ada pada zaman dulu dan sampai sekarang pun masih dilakukan, dipercayai, dan dipertahan. Tujuan pembuatan skripsi ini agar bisa membedah makna mitos yang ada pada ayam ingkung dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes. Dalam penelitian ini dibutuhkan metode penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang mana data-data yang diperoleh berasal dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka sebagai tambahan dalam penilitian ini. Hasil dari penelitian ini yaitu kepercayaan masyarakat akan mitos menyajikan ayam ingkung saat acara manaqiban, karena dalam pelaksanaannya, masyarakat menganggap bahwa ayam ingkung merupakan sebuah ciri khasnya acara manaqiban.
Untuk analisis denotatifnya bahwa ayam ingkung merupakan makanan khas nusantara yang ada sejak dulu sebelum agama Islam masuk di pulau Jawa yang berupa berupa ayam kampung pejantan yang sudah dibersikan isi perutnya, dan setelah bersih, ati dan ampela dimasukkan kembali kedalam perut ayam, kemudian dimasak secara utuh dengan diikat dan diposisikan mekungkung (menelengkup) dengan bumbu dan rempah seperti halnya opor ayam. Analisis konotatifnya bahwa ayam ingkung digunakan sebagai sedekah dalam acara manaqiban yang mana pemakaian ayam jago merujuk pada kisah kharomah yang dimiliki Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani saat merubah tulang belulang ayam menjadi دُجَاجَةً atau ayam yang memiliki cengger (ayam jago), dan mitos yang berkembang dimasyarakat bahwa ayam ingkung pada acara manaqib harus dari jenis ayam jago pemakaian ayam jago merujuk pada kisah kharomah yang dimiliki Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani saat merubah tulang belulang ayam menjadi دُجَاجَةً atau ayam yang memiliki cengger (ayam jago dan dianggap sebagai sajian makanan yang diusahakan ada namun tidak diutamakan dalam setiap acara manaqiban karena ayam ingkung merupakan syarat dan ruhnya saat mengadakan acara tradisi manaqiban.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mitos; Ayam ingkung; Roland Barthes; Acara manaqib |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.01 Philosophy and Theory of Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
Date Deposited: | 13 Sep 2022 01:19 |
Last Modified: | 13 Sep 2022 01:19 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16800 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year