Pada ranah sosial, manusia cederung banyak dipengaruhi oleh teknologi yang menjadikan sesuatu menjadi lebih mudah. Namun, disisi lain justru melahirkan problem baru yaitu munculnya kegersangan spiritualitas. Untuk menghadapi problem demikian perlunya menggali nilai-nilai luhur dari para pendahulu bangsa menjadi hal penting untuk terus diupayakan. Sejarah kerajaan di Indonesia banyak melahirkan tokok-tokoh hebat yang menyalurkan banyak karya yang mengandung nilai dan ajaran yang relevan hingga saat ini, salah satunya ialah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria Mangkunegara IV dengan sebuah karya yang dikenal dengan Serat Wedhatama.
Dalam penelitian ini peneliti ingin memaparkan sejumlah data dan analisis menyangkut ajaran yang ditinggalkan lewat serat tersebut. Dengan menerapkan metodologi kualitatif serta data-data pendukung dikumpulkan menggunakan studi kepustakaan (library research). Untuk melakukan identifikasi dari buku dan sumber lain yang berkaitan dengan Serat Wedhatama peneliti menggunakan metode dokumentasi, lalu dianalisis menggunakan metode content analysis dengan cara membaca lalu menganalisis isi dan makna yang terdapat dalam Serat Wedhatama yang kemudian digabungkan dengan konsep Psikologi Ssufistik.
Hasil penelitian menunjukkan Serat Wedhatama dari ketiga aspek spiritual terwujudnya nilai religius, moral dan estetika yang mana masing-masing memiliki interpretasi berbeda. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan psikologi sufistik dalam membedah nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Wedhatama. Nilai religius dicerminkan dengan hubungan manusia dengan Tuhan sebagai bentuk hubungan vertikal dan tingkah laku terpuji kepada sesama manusia, sedangkan nilai estetika dicerminkan dengan sikap yang dicontohkan daripada pribadi agung seorang pujangga, lalu nilai moral diekspresikan dengan pengendalian hawa nafsu serta penanaman rasa syukur.