Menanggapi berbedanya fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Majelis Tarjih Muhammadiyah tentang talak di luar pengadilan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) memfatwakan bahwa talak yang dilakukan di luar pengadilan adalah sah sedangkan Majelis Tarjih Muhammadiyah memfatwakan bahwa talak yang dilakukan di luar pengadilan adalah tidak sah. Perbedaan fatwa tersebut tentu berakibat banyak terhadap status dan hak serta kewajiban dari suami dan istri serta bisa membingungkan masyarakat umum. Perbedaan fatwa tersebut menarik untuk dikaji yang mana kedua lembaga tersebut merupakan rujukan umat islam di Indonesia yang diakui eksistensinya dalam permasalahan hukum islam serta keduanya mempunyai metode dalam merumuskan sebuah fatwa hukum.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka pokok rumusan masalah meliputi 1). Bagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia dan Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam menetapkan hukum talak di luar pengadilan? 2). Bagaimana perbandingan metode istinba>t} serta dasar hukum Majelis Ulama Indonesia dan Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam menghukumi talak di luar pengadilan?
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan bentuk pendekatan penelitian doktrinal dengan format deskriptif dan komparatif. Adapun sumber datanya adalah sumber data primer dan sekunder berupa wawancara dan dokumentasi fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Majelis Tarjih Muhammadiyah dan berbagai referensi yang sesuai pembahasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen yang terkait dengan sumber data sekunder. Selanjutnya dalam menganalisa data menggunakan metode deskriptif-kualitatif kemudian menggunakan metode komparatif untuk mencari persamaan dan perbedaan antara dua fatwa hukum tersebut.
Berdasarkan analisis yang dilakukan bisa disimpulkan bahwa 1). fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menetapkan hukum talak di luar pengadilan adalah sah dengan syarat ada alasan syar’i yang kebenarannya dapat dibuktikan di pengadilan. Sedangkan fatwa dari Majelis Tarjih Muhammadiyah menetapkan bahwa talak yang dilakukan di luar pengadilan dinyatakan tidak sah. 2). Perbandingan metode istinba>t{ serta dasar hukum MUI dan Majelis Tarjih Muhammadiyah meliputi persamaan dari kedua metode istinba>t} tersebut adalah berusaha menciptakan kemaslahatan akibat talak. Perbedaannya meliputi Majelis Ulama Indonesia menggunakan ayat talak dalam al-Qur’an, menggunakan h{adis{ hasan tentang talak, menggunakan logika deduktif dalam menentukan fatwa hukum. Sedangkan Majelis tarjih Muhammadiyah menggunakan ayat yang bersifat umum, menggunakan h{adis| yang d{a’if, melihat sisi maslahat terlebih dahulu dari sebuah permasalahan, tidak terikat terhadap pendapat fikih terdahulu, memasukkan peraturan pemerintah yang sudah ada serta penggunaan logika induktif dalam merumuskan fatwa hukum.