Air adalah salah satu sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup yang menempati bumi ini. Manusia sendiri bisa bertahan hdiup lama tanpa adanya makanan, namun manusia tidak bisa bertahan hidup lebih lama tanpa air. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menerangkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Kehidupan sosial dan kegiatan agamis juga membutuhkan air. Sunan kudus sebagai salah satu penyiar agama dan salah satu dari anggota Walisongo, telah berdakwah dengan rasa toleransi yang sangat tinggi dengan membuat masjid dan Menara yang bercorak agama hindu, dan membuat banyu panguripan yang mengadopsi pada agama hindu yang sangat menghargai air pada umumnya dan tirta pada khususnya. Seiring bertambahnya usia bumi dan pemanasan global dimana-mana permasalahan muncul salah satunya akan terjadinya krisis air. Jangan sampai salah satu peninggalan dari dakwah Sunan Kudus ini hilang karena adanya kerusakan alam. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Dengan analisis dari teori etika lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah meninjau bagaimana keberadaan banyu panguripan dengan perspektif etika lignkungan. Fakta dilapangan masih banyak masyarakat yang masih belum mengetahui tentang keberadaan dari banyu panguripan Sunan Kudus ini. Masih perlu adanya penyadaran terhadap masyarakat bahwa perlunya sebuah etika terhadap masyarakat untuk bisa menjaga salah satu dari peninggalan dari sunan kudus ini.