Sinema elektronik sebagai salah satu media komunikasi yang sangat efektif dalam penyebarluasan ide dan gagasan yang ingin disampaikan oleh sang sutradara dan penulis yang memiliki sebuah gagasan tersebut. Salah satunya sinetron Suara Hati Istri (SHI) merupakan sinetron yang bergenre roman yang melukiskan pengalaman pribadi kehidupan rumah tangga dan bermasyarakat pada keluarga terutama pada episode Masa-masa Covid Mengajarkan Suamiku Arti Pernikahan yang Sebenarnya, Pandemi Menyadarkan Suamiku Siapa Istri yang Tulus dan Covid Membuat Rumah Tanggaku di Ujung Tanduk. Dengan permasalahan bagaimana analisis semiotik terhadap pola komunikasi keluarga dalam sinetron SHI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis semiotik pada pola komunikasi keluarga dalam sinetron SHI.
Jenis penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes dimana terdapat denotasi, konotasi dan mitos serta bentuk pola komunikasi keluarga yang terjadi dalam ketiga episode tersebut. Dan sumber dan jenis data penelitian berasal dari data primer.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis semiotik terhadap pola komunikasi keluarga dalam sinetron SHI dianalisis menggunakan teori semiotik dengan melihat makna denotatif, konotatif dan mitos. Dan bentuk pola komunikasi dalam sinetron ini meliputi, pola komunikasi seimbang yaitu keterbukaan komunikasi antar keluarga, Pola keseimbangan terbalik yaitu antara suami dan istri yang memiliki otoritas dan kewenangan masing-masing sesuai dengan kemampuannya, Pola pemisah tidak seimbang, perihal tanggungjawab nafkah keluarga yang dibebankan kepada istri, ketidakseimbangan komunikasi antara fitri dan ibu mertuanya perihal upah menjaga cucunya, ketidakseimbangan komunikasi dilihat dari kata-kata yang menghardik dan merendahkan yang dilakukan seorang suami kepada istri, ketidakseimbangan komunikasi dalam keluarga perihal ibu mertua yang ikut campur terhadap permasalahan rumah tangga anak dan menantunya, terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami kepada istri, ketidakterbukaan. Dan pola komunikasi monopoli yaitu, suami memiliki otoritas dan kuasa atas istrinya sehingga sulit diajak diskusi terkait permasalahan dalam keluarga. Sehingga dalam skripsi ini yang lebih dominan adalah pola pemisah tidak seimbang. Hal ini terjadi karena mitos yang terjadi dimasyarakat tentang budaya patriarki yang mengganggap perempuan diposisi kedua terhadap permasalahan domestik sehingga berpengaruh pada proses komunikasi dan negosiasi dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga maupun masyarakat luas.