Hiwalah merupakan pemindahan hak menuntut utang kepada pihak lain (ketiga) atas dasar persetujuan dari pihak yang memberi utang. Dasar akad hiwalah adalah taawun adalah suatu kegiatan tolong- menolong dalam kebaikan antar sesama umat Islam. Pengecer Pusri KPL. Surya Usaha Tani Desa Gebanganom menjual pupuk dengan sistem tempo dengan adanya pembayaran secara bertahap setelah adanya panen raya padi yang belum bisa dipastikan hasilnya. Hal ini disebabkan oleh petani yang tidak mampu membeli pupuk bersubsidi dengan cara cash ataupun tunai karena kebutuhan akan biaya-biaya pertanian juga cukup banyak. Adapun utang Pihak Penebas pupuk di Pusri dibayarkan oleh petani setelah mendapatkan uang hasil penjualan panen sawahnya. Jadi ada transaksi pemindah alihan utang Pihak Penebas ke Petani. Akan tetapi dalam pembayarannya ada tambahan biaya pengerjaan pemupukan sawah yang tidak ada catatan biaya sebagai keterangan. Tambahan pembayaran tersebut tidak diketahui secara jelas oleh petani yang merupakan hal yang sudah biasa terjadi di masyarakat setempat. Akan tetapi dalam hukum Islam transaksi Hiwalah dengan Ujroh harus terdapat catatan khusus dan keterangan agar bisa dibuktikan dan diketahui bersama dan tidak menjadi gharar (Tidak Jelas). Demikian permasalahan tentang penetapan harga sepihak dari Pengecer dan sistem pengambil alihan utang pupuk dengan adanya upah yang kurang adanya kejelasan pasti biaya-biayanya kepada para petani.
Metode penelitian yang diapakai dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research) dan juga menggunakan penelitian lapangan (field research). Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada responden sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui buku-buku, studi literatur, dan berbagai sumber lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan: (1) Observasi atau pengamatan dari permasalahan yag terjadi di lapangan dan dikaitkan dengan teori yang ada (2) Interview atau wawancara langsung dengan beberapa pihak yang melaksanakan praktek hiwalah tersebut (3) Dokumentasi berupa foto dan gambar saat melakukan penelitian.
Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi akad hiwalah di syariatkan oleh Islam dan dibolehkan sebab ada maslahat membantu dan memudahkan dalam kegiatan muamalah karena termasuk bukti saling tolong menolong terhadap sesama. Hiwalah KPL. Surya Usaha Tani ini diperbolehkan karena sebab adanya maslahat, dalam kegiatan manusia dalam kemudahan bermuamalah. Kemudian akad hiwalah dalam praktek pengalihan utang para petani dengan KPL. Surya Usaha Tani kepada penebas padi bahwasanya tidak adanya kesepakatan di awal tentang seluruh jasa tambahan dalam mencarikan tenaga kerja yang berkenan bekerja menyemai pupuk dan juga jasa transportasi dalam pengangkutan pupuk yang di ukur dari jarak tempuh dan kendalan pengangkutan pupuk menuju beberapa sawah berbeda-beda.