Penelitian di dalam skripsi ini yakni membahas mengenai Khatmil Qur’an, dengan obyek penelitian pada skripsi ini bertempat di Pondok Pesantren Yanbu’ul Huda Plantungan, Kendal. Yang memiliki sebuah praktik yang telah menjadi sebuah tradisi dimana memiliki sebuah aturan yang menganjurkan praktik Khatmil Qur’an tersebut dilakukan pada setiap bulan Ramadhan selama dua puluh empat hari.
Penelitian ini ialah penelitian kualitatif yang memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana praktik Khatmil Qur’an dalam Shalat Tarawih dan bagaimana makna Khatmil Qur’an dalam Shalat Tarawih di Pondok Pesantren Yanbu’ul Huda Plantungan, Kendal. Metode yang peneliti gunakan yaitu metode kualitatif dan menggunakan analisis data Model Mile Hiberman. Dimana terdapat tiga langkah untuk menjabarkan hasil analisis data yaitu, pertama, Reduksi data kedua, display data, ketiga, kesimpulan/ Verifikasi serta menggunakan pendekatan Sosiologi Karl Mannheim dalam menganalisis makna.
Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat dua faktor yang melatar belakangi seperti dari segi Normatif dan Historis. Segi Normatif dilihat pada surat Al- Fatir ayat 29 dan 30. Sedangkan dari segi Historis Khatmil Qur’an merupakan tradisi yang dilakukan oleh salah satu Pesantren Huffadz Yanbu’ul Qur’an Kudus. Praktik Khatmil Qur’an dalam Shalat Tarawih di mana memiliki tiga Makna yaitu makna obyektif, ekspresive dan dokumenter. Dengan ini makna Khatmil Qur’an dalam Shalat Tarawih di Pondok Pesantren Yanbu’ul Huda Plantungan Kendal adalah merupakan suatu kegiatan yang sangat dianjurkan oleh pengasuh karena sudah menjadi rutinitas yang dilaksanakan setiap tahunnya. Para santri juga mengharapkan fadhillah dalam praktik Khatmil Qur’an tersebut. Serta tanpa diketahui dengan adanya praktik Khatmil Qur’an ini dapat menjadikan sebuah kebudayaan religius secara keseluruhan. Praktik Khatmil Qur’an yang dilaksanakan setiap hari dengan membaca dua puluh lima halaman Al-Qur’an pada saat Shalat Isya’, Tarawih, dan Witir selama dua puluh empat hari khatam Al- Qur’an di Bulan Ramadhan.