Adapun perbuatan terdakwa yang terdapat dalam putusan adalah sebagai berikut: Bahwa Saksi korban Mahdi Ibrahim meminjam uang secara online. Dan pada saat waktu membayar, saksi korban mendapatkan pesan WhatsApp yang dimana pesannya tersebut adalah berisi ancaman-ancaman pelaku terhadap korban, dengan mengancam akan membunuh dan memutilasi korban beserta keluarganya.
Dalam putusan nomor 438/Pid.Sus/2020/PN. Jkt Utr terdakwa terbukti memenuhi unsur-unsur tindak pidana ancaman kekerasan dan hakim memutus perkara tersebut berdasarkan pasal 45 ayat 4 UU ITE, pasal 27 ayat 4 UU ITE, pasal 368 ayat (1) KUHP, dan 369 ayat (1) KUHP. Dalam hukum pidana islam ketentuan hukum mengenai tindak pidana ancaman kekerasan yg di lakukan oleh terdakwa tidak secara detail, maka dari itu berdasarkan latar belakang ini penulis merumuskan dua rumusan masalah, yaitu: 1). Bagaimana tindak pidana ancaman kekerasan dalam penagihan pinjaman online ilegal. 2). Bagaimana tinjauan Hukum Pidana Islam pada putusan hakim.
Penelitian ini adalah yuridis normatif. Sumber dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Penyajian data yang digunakan adalah penyajian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data melalui studi dokumen dan penelitian kepustakaan. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kasus/putusan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tindak pidana ancaman kekerasan yang dilakukan oleh terdakwa, ketentuan hukumnya dalam hukum pidana islam adalah Jarimah Ta’zir. Yaitu ketentuan hukumnya tergantung kepada wewenang hakim seperti hukuman penjara, pendidikan atau denda yang dapat membuat pelaku ancaman kekerasan dalam penagihan pinjaman online ilegal ini menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatan pidana tersebut.