Tinjauan hukum Islam terhadap nasab anak yang dilahirkan melalui surrogate mother
Ni’am, Habib Ulin (2013) Tinjauan hukum Islam terhadap nasab anak yang dilahirkan melalui surrogate mother. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
072111014_Coverdll.pdf - Accepted Version
Download (4MB) | Preview
072111014_Bab1.pdf - Accepted Version
Download (51kB) | Preview
072111014_Bab2.pdf - Accepted Version
Download (121kB) | Preview
072111014_Bab3.pdf - Accepted Version
Download (479kB) | Preview
072111014_Bab4.pdf - Accepted Version
Download (99kB) | Preview
072111014_Bab5.pdf - Accepted Version
Download (12kB) | Preview
072111014_Bibliografi.pdf - Bibliography
Download (12kB) | Preview
Abstract
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang reproduksi yang semakin pesat, tidak menutup kemungkinan dilakukannya proses pembuahan di luar rahim. Salah satunya adalah bayi tabung dengan menggunakan rahim wanita lain untuk ditanami embrio dari hasil pembuahan pasangan suami itri yang sah (Surrogate Mother).
Ditinjau dari hukum Islam perbuatan tersebut telah mengacaukan konsep keluarga khususnya akibat yang ditimbulkan yakni status nasab anak yang dilahirkan menjadi tidak jelas, khususnya nasab disebelah ibu. Apakah anak ini dinasabkan pada wanita yang melahirkan atau wanita yang memiliki sel telur.
Adapun tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap nasab anak yang dilahirkan melalui surrogate mother. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan normatif. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan cara mengumpulkan data-data dari kepustakaan atau disebut dengan istilah library reserch. Selanjutnya penulis menganalisanya secara deskriptif yaitu menggambarkan, menganalisa dan menilai data yang terkait dengan masalah di atas.
Dari hasil penelitian, terdapat tiga macam pendapat para pakar dalam menentukan nasab anak yang dilahirkan melalui surrogare mother. Pertama, anak tersebut dinasabkan pada wanita pemilik benih. Kedua, anak tersebut dinasabkan pada wanita yang mengandung dan melahirkan. Ketiga, anak tersebut tidak dapat dinasabkan pada keduanya. Dari ketiga pendapat tersebut, penulis lebih condong terhadap pendapat yang menerangkan bahwa nasab anak yang dilahirkan melalui surrogate mother hanya disambungkan dengan wanita yang mengandung dan melahirkannya saja. Karena hakikat seorang ibu adalah mengandung, melahirkan dan menyusui.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Nasab Anak; Surrogate Mother |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.14 Religious Ceremonial Laws and Decisions |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Nur yadi |
Date Deposited: | 27 Mar 2014 04:11 |
Last Modified: | 27 Mar 2014 04:11 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1741 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year