Pendidikan karakter merupakan pondasi utama dalam meningkatkan derajat serta martabat bangsa, maka sangat penting untuk ditanamkan kepada anak-anak sejak dini, supaya terbentuk anak yang berkepribadian kukuh dan berkarakter. Kejujuran merupakan nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik, sebagaimana nilai karakter kejujuran ini tercantum dalam Kemendiknas.
Skripsi ini membahas Internalisasi pendidikan karakter kejujuran melalui metode mutaba’ah di SDIT Quran Insan Mulia, karena nilai tersebut sangat penting untuk dimiliki peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses internalisasi pendidik karakter kejujuran melalui metode mutaba’ah di SDIT Quran Insan Mulia Semarang, faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses internalisasi pendidikan karakter kejujuran melalui metode mutaba’ah dan bagaimana hasil dari internalisasi pendidikan karakter kejujuran melalui metode mutaba’ah di SDIT Quran Insan Mulia Semarang.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penggumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (verification).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Proses internalisasi karakter kejujuran melalui metode mutaba’ah ini bersifat pembiasaan dan berstruktur yaitu prosesnya terdapat upaya yang dilakukan, antara lain: a) Bina Pribadi Islam yang merupakan pembinaan yang dilakukan oleh wali kelas kepada peserta didik dengan cara memberikan pembinaan dengan nasehat mengenai pentingnya karakter jujur, memberikan pembinaan dengan keteladanan yang mengarah pada perilaku jujur dan pembinaan dengan membiasakan peserta didik untuk beperilaku jujur secara konsisten agar karakter dalam diri anak terbentuk.; b) Pertemuan orangtua murid dan guru (POMG) yaitu bentuk kerja sama pihak sekolah dengan orang tua; c) Pemantauan rutin yang dilakukan oleh wali kelas, guru PAI dan guru ummi; dan d) hukuman dan reward. (2) Adapun faktor pendukung diketahui mencakup keinginan anak dalam mengisi kertas mutaba’ah dengan jujur, orang tua dan tutor sebaya. Sedangkan untuk faktor penghambat yaitu kelalain dari anak dalam mengisi mutaba’ah, orang tua, dan pergaulan. (3) Hasil dari internalisasi karakter kejujuran melalui metode mutaba’ah di SDIT Quran Insan Mulia Semarang tersebut yaitu: Peserta didik terbiasa mengerjakan ujian/tugas dengan jujur (tidak mencontek), peserta didik jujur dalam perkatan dan perbuatan (tidak berbohong), dan berani mengakui kesalahan.