Penimbunan barang adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seorang pelaku ekonomi dengan menimbun suatu barang yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa melihat kesusahan orang lain. Dampak yang diakibatkan dari penimbunan ialah rusaknya stabilitas pasar dengan melonjaknya harga-harga barang kebutuhan sehari-hari yang dimana akan mengakibatkan kesusahan untuk memperoleh barang-barang tersebut di tengah masyarakat. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana praktek kebiasaan pedagang menimbun sembako di pasar citra Baraka dalam perspektif hukum Islam, terdapat beberapa sub masalah yaitu : pertama bagaimanakah praktek kebiasaan pedagang di pasar citra Baraka melakukan pembelian barang melebihi kapasitas penjualan di masa pandemi covid-19, kedua, sebagaimana jawaban rumusan masalah yang pertama terkait perspektif hukum Islam terhadap praktek kebiasaan menimbun sembako yang dilakukan oleh pedagang di pasar citra Baraka pada masa pandemic covid-19.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif-empiris dan jenis pendekatan yuridis-empiris. Pada penelitian mengenai praktek kebiasaan menimbun sembako di pasar citra Baraka meggunakan data primer berupa wawancara dan dokumentasi. Data primer yang dihasilkan dari wawancara kemudian dianalisis dengan data sekunder yang berupa buku, jurnal, serta penelitian terdahulu. Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, hasil analisis peneliti terkait praktek penimbunan bahan pokok di pasar citra Baraka hanya sebuah isu, dimana yang peneliti temukan hanya terkait penyetokan barang yang dilakukan oleh pedagang agar barang pokok tersebut tidak susah diperoleh. Namun dalam hal ini terjadi kelangkaan bahan pokok yang berdampak pada kestabilan harga di pasar, seperti harga kebutuhan pokok naik drastis dan dalam hal ini termasuk kedalam suatu kejahatan ekonomi yang tentunya sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat. Kedua, penyetokan bahan pokok yang berlebihan akan merusak mekanisme pasar apabila terus merajalela tanpa memperhatikan hukum yang mengatur sehingga para pelaku yang melakukannya merasa hal itu sudah wajar dilakukan dan dalam hal ini sangat bertentangan dengan hukum Islam dikarenakan bahwa kandungan nilai-nilai universal Al-Quran yang menyatakan bahwa setiap perbuatan aniaya dan dapat merugikan serta menyengsarakan orang lain sangat diharamkan.