Skripsi ini membahas tentang praktik pembacaan surat al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Hal semacam ini telah menunjukan bahwa ketika al-Qur’an dikonsumsi publik mengalami perubahan paradigma, sehingga berbagai ragam pandangan dan ekspresi pun muncul sesuai dengan keyakinan dan pengetahuan setiap individu bahkan ada juga kelompok masyarakat yang menjadikan hal tersebut sebagai tradisi. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bangsri yang menjadikan surat al-Ikhlāṣ sebagai suatu tradisi dalam ritual kematian yang dilakukan sebelum sebelum mayit dikuburkan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana sejarah atau asal usul pembacaan surat al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Bagaimana praktik pembacaan surat Al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Serta apa makna dari pembacaan surat al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
Untuk menguraikan persoalan tersebut, peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Research) yang berbentuk living Qur’an dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan peneliti menggunakan metode ini adalah mendeskripsikan secara sistematis fakta-fakta tertentu secara factual dan akurat yang dalam hal ini untuk menguraikan bagaimana praktik pembacaan surat al-Ikhlāṣ yang dilakukan masyarakat Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kualitatif. Oleh sebab itu, data yang didapatkan peneliti merupakan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam menganalisis data, terdapat tiga langkah yang harus di tempuh peneliti yaitu reduksi data, menyajikan data dengan analisis deskriptif, dan verifikasi atau menyimpulkan data.
Hasil penelitian yang bisa diambil yaitu: Pertama, latar belakang atau asal usul praktik pembacaan surat al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri tidak lepas dari peran Kyai Nur Hadi pada tahun 1960 an yang pada saat itu masyarakat Desa Bangsri merupakan masayarakat yang buta huruf dan krisis moral. Kedua, praktik pembacaan surat al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri dilakukan sebelum jenazah diberangkatkan ke kuburan. dan Ketiga, Makna praktik pembacaan surat al-Ikhlāṣ di Desa Bangsri Bulakamba Brebes berdasarkan pendekatan sosiologi yang ditawarkan oleh Karl Mannheim, maka diperoleh tiga makna sebagai berikut: Pertama, makna objektif, sebagai suatu praktik yang telah mendarah daging yang dilakukan sebelum pemberangkatan jenazah ke kuburan dan masyarakat Desa Bangsri menyadari bahwa ada banyak sekali fadhilah atau keistimewaan yang terkandung dalam surat al-Ikhlāṣ, yang tentunya akan mendatangkan banyak barakah serta manfaat bagi almarhum/almarhumah. Kedua, makna ekspresif, yakni pembacaan surat al-Ikhlāṣ dapat terbebas dari siksa api neraka, mendapatkan surganya Allah SWT, diampuni segala dosanya, dan memberatkan amal kebaikan. dan yang Ketiga, makna dokumenter, yaitu makna yang secara tidak disadari bahwa pembacaan surat al-Ikhlāṣ menjadi sebuah kebudayaan yang menyeluruh dan tanpa disadari senantiasa mereka membaca surat al-Ikhlāṣ ketika mempunyai hajat tertentu yang dalam hal ini mendoakan almarhum/almarhumah yang telah mendahului kita sehingga menjadi sebuah tradisi tersendiri bagi mereka.