Hadits penting bagi umat Islam karena merupakan sumber kedua setelah Al-Qur'an dan menjadi yang utama dalam memecahkan masalah agama. Ini memiliki banyak implikasi tersembunyi di sekitar adat dan tradisi yang berkembang di masyarakat. Ada kesinambungan, tradisi ini, agar umat Islam masa kini dapat memahami, mencatat, dan mengimplementasikan ajaran Islam yang sesuai dengan yang diilustrasikan oleh Nabi Muhammad SAW. Hadis kini telah dipraktikan dalam kehidupan,masyarakat muslim, maka ia juga dianggap sebagai praktik beragama dari masyarakat muslim itu sendiri. Disinilah..kajian living hadis menempati perannya dengan metode maupun teori yang ada. Beberapa tradisi yang ada di Nusantara antara lain merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Banyak perayaan maulid yang dipraktikkan di Nusantara ini sebagai bagian dari kearifan lokal, tergantung dari kondisi sosial daerah masing-masing, termasuk tradisi Bongkoan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan pokok-pokok penelitian sebagai berikut: Bagaimana sejarah dari Tradisi Bongkoan bagi masyarakat dalam perayaan maulid nabi di Desa Sidoharjo? Bagaimana praktik pelaksanaan Tradisi Bongkoan dalam perayaan maulid nabi di Desa Sidoharjo? Apa makna yang terdapat dalam Tradisi Bongkoan perayaan maulid nabi di Desa Sidoharjo?
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, yang menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis menggunakan wawancara dengan orang-orang berpengaruh di masyarakat sekitar atau lapangan. Teknik observasi, penulis melihat secara langsung dan mengamati proses dari awal hingga akhir praktik. Hasil observasi yang dilakukan diolah dengan analisis berbasis teori. Dokumentasi kemudian dilakukan dengan mengumpulkan data berupa foto, teks, atau buku tentang topik pembahasan
Berdasarkan kajian yang penulis lakukan terhadap tradisi bongkoan pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Sidoharjo Kec. Puring Kab. Kebumen, penulis merinci dalam beberapa poin diantaranya: Pertama, menelisik sebuah sejarah Tradisi Bongkoan yang bernilai ajaran Islam. Kedua, mengungkap bagaimana praktik yang dijalankan dalam Tradisi Bongkoan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan ketiga makna yang terdapat didalam praktik tersebut. Kemudian dalil yang menjadi dasar kuat adanya Tradisi Bongkoan berasal dari al-Qur’an dan Hadis. Pada al-Qur’an juga dijelaskan secara tersirat untuk mengenang peristiwa penting momen Maulid Nabi Muhammad SAW. Momen tersebut diekspresikan dikalangan masyarakat Desa Sidoharjo melalui praktik Tradisi Bongkoan. Ketiga, nilai yang akan dirasakan dalam Tradisi Bongkoan bagi masyarakat dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW terbagi dalam empat hal berupa nilai akidah, syari’ah, ekonomi, dan sosial.