Penelitian ini dilatar belakangi oleh kearifan lokal berupa tradisi baritan pada Bulan Dzulqa’dah yang dijalankan oleh masyarakat Desa Dlimas. Tradisi ini melibatkan beberapa ayat al-Qur’an dan kegiatan keagamaan yang dipraktikkan setiap tahunnya. Meskipun terikat dengan tradisi, tradisi tersebut tidak memiliki ritual khusus terhadap leluhur yang mana tahapan praktiknya lebih terstruktur seperti umumnya tradisi-tradisi lain. Hal ini pula yang dapat membuktikan kepada khalayak, bahwa tradisi tidak semata-mata harus memberatkan para pelakunya. Penelitian berlokasi di Desa Dlimas Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik tradisi baritan serta mengungkap makna ayat al-Qur’an dalam tradisi baritan. Manfaat dari penelitian ini secara teoritis, dapat memperkaya khasanah keilmuan di bidang Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) berdasar pada analisis living Qur'an. Sedangkan manfaat penelitian secara praktis mampu memberi pemahaman terhadap khalayak terkait motif praktik tradisi dan nilai al-Qur'an dalam tradisi baritan di Desa Dlimas.
Jenis penelitiannya berupa studi lapangan (field research). Metode yang diterapkan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan tokoh agama, tetua desa, tokoh masyarakat juga masyarakat umum yang terlibat, serta didukung oleh dokumentasi.
Makna tradisi baritan pada bulan Dzulqa’dah di Desa Dlimas Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang dengan nilai al-Qur’an, diantaranya sebagai berikut: 1) Al-Qur’an Surah at-Taubah Ayat 36 tentang kemuliaan bulan Dzulqa’dah. 2) Al-Qur’an Surah Ali-Imran Ayat 103 tentang kebersamaan. 3) Al-Qur’an Surah al-Qashash Ayat 73, Ibrahim Ayat 7, dan al-Baqarah Ayat 152 tentang syukur. 4) Al-Qur’an Surah al-Baqarah Ayat 261 tentang sedekah. 5) Makna tradisi baritan dengan al-Qur’an Surah Ghafir Ayat 60 tentang Do’a.