Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern serta mengamati pergaulan remaja di era milenilal ini, jika dihubungkan dengan keputusan para remaja awal yang memilih menjadi seorang tahfidz adalah keputusan yang luar biasa. Hal ini terlihat berbeda bagi mereka anak-anak yang memutuskan kehidupanya hanya untuk bermain-main dan yang mau menjadi seorang hafidz, selain itu dbutuhkan metode muhasabah agar seorang santri terus mau membenahi diri terhadap apa yang telah iya lakukan
Fokus penelitian ini adalah 1) bagaimana gambaran metode muhasabah pada program tahfidz panti asuhan muhammadiyah shalahuddin al-ayyubi boja Kendal. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suatu gambaran mhasabah yang ada di panti asuhan muhammadiyah sahalahuddin al-ayyubi boja Kendal.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yang menjadi data primer pada penelitian ini ialah pimpina panti asuhan, pengasuh panti asuhan, dan santri. Sedangkan yang menjadi data sekunder ialah tata uasaha(TU), pengurus harian, ustad dan ustadzah, jurnal, skripsi, dan lain-lain. Peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi, wawancara digunakan untuk mencari data sedetal-detailnya dengan cara melakukan dialog tidak terstruktur. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mencari data dengan mengambil gambar keadaan sebenarnya yang terjadi. Selajutnya analisis data yang digunakan yaitu reduksi data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :(1) bentuk dari metode muhasabah pada program tahfidz panti asuhan muhammadiyah shalahuddin al-ayyubi yaitu adanya kerja sama dengan pihak MPLS (majelis pelayanan sosoial)bentuk dari muhasabah yang dilakukan dari pihak panti asuhan supaya bisa memberikan dorongan terhadap program tahfiz yang telah di jalankan.(2) Upaya ustad/ustazah untuk mensuskan program tahfidz yang di jadikan uji coba oleh pcm boja pada santri yaitu dengan di gunakanya metode tashili untuk melancarkan bacaan, adanya pendampingan muroja’ah dan talqin, serta motivasi dari ustad/ustzah untuk mengembalikan semangat yang sudah mulai menurun, dan adanya pendampingan selama 24 jam selain itu di adakannya refresing dengan di adakannya berbagai kegiatan ekstra.