Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan mempunyai peran banyak dalam pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai kebahagiaan. Untuk mencapai tujuan tersebut keluarga di hadapkan dengan berbagai rintangan yang ada seperti ekonomi,sosial maupun status.Banyak keluarga yang dapat menghadapi rintangan tersebut sehingga menjadikan keluarga semakin harmonis. Akan tetapi banyak keluarga yang tidak menyelesaikan rintangan tersebut dengan baik, melainkan mengambil jalan pintas dengan bercerai. Salah dampak dari penceraian adalah anak tidak mendapat kepedulian dan kasih sayang kepada orang tuanya. Keadaan anak akibat perceraian orang tua sering disebut dengan anak broken home.
Penlitian ini bertujuan untuk mengtahui terapi musik efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada remaja korban Broken Home di desa Plumbon Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Penelitian ini merupakan jenis pendeketan kuantitatif dengan metode Quasi Experiment. Subyek penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen sejumlah 5 orang dan kelompok kontrol sejumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan yang di kembangkan oleh Nurhatia Ramdani pada tahun 2016.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa terapi sholawat Nabi terbukti efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada remaja korban Broken Home di Desa Plumbon Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Pada kelompok eksperimen kecemasan remaja menurun 22,8% sedangkan pada kelompok kontrol kecemasan remaja turun sebesar 11,9%.
Dalam penelitian ini terdapat saran untuk penelitian selanjutnya. Saran yang diberikan adalah diantaranya pertama, proses pemberian intervensi musik shalawat, peneliti harus lebih memahami situasi, kondisi dan psikologis individu. Kedua, dalam penelitian yang akan datang dapat menggunakan teknik lain yang dapat menurunkan kecemasan seperti konseling, terapi dzikir atau terapi yang lainya.