Penelitian ini berlatar belakang atas gejala-gejala post power syndrome yang dialami pensiunan PNS di PWRI Sambong Blora. Post power syndrome yang dialami akibat dari perasaan tidak puas dan tidak bisa menerima keadaan baru setelah pensiun. Ketidakpuasan yang dialami pensiunan mengakibatkan munculnya rasa kecewa, putus asa, depresi, perasaan tidak berguna, dan berbagai syndrom lain.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Subjek penelitian ini berjumlah 67 orang. Post power syndrome diukur dengan skala post power syndrome yang terdiri dari 63 aitem valid. Zuhud diukur dengan menggunakan skala zuhud yang terdiri dari 35 aitem valid. Uji korelasi menggunakan teknik korelasi Rank Spearman yang dikerjakan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan variabel post power syndrome pada pensiunan PNS di PWRI Sambong Blora tergolong kategori tingkat rendah dengan presentase 88,06%. Variabel zuhud pada pensiunan PNS di PWRI sambong Blora tergolong kategori tingkat tinggi dengan presentase 83,58%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara post power syndrome dan zuhud dengan koefisian yang diperoleh sebesar rxy = -0,781 dan dengan signifikansi atau p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara zuhud dengan post power syndrome pada pensiunan PNS di PWRI kecamatan Sambong kabupaten Blora. Hubungan negatif menunjukan semakin tinggi tingkat zuhud maka semakin rendah post power syndrome yang dimiliki responden. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat zuhud maka semakin tinggi post power syndrome yang dimiliki responden.