Kontektualisasi makna salāsāta qurū dalam Al-Qur’an terhadap sains : analitis kritis

Fitriyati, Intan Diana (2021) Kontektualisasi makna salāsāta qurū dalam Al-Qur’an terhadap sains : analitis kritis. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_1704026171_Intan_Diana_Fitriyati] Text (SKRIPSI_1704026171_Intan_Diana_Fitriyati)
Skripsi final - Intan Diana F.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Tulisan skripsi ini adalah hasil dari penelitian kepustakaan tentang menganalitis kritis mengenai “Kontekstualisasi Makna S|alas|ata Qurū dalam Al-Qur’an Terhadap Sains”. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan untuk menjawab persoalan tentang bagaimana peran sains yaitu dikategorikan dengan teknologi USG terhadap masa Iddah di masa yang serba teknologi dan bagaimana hukum tersebut dalam kajian Al-Qur’an apakah masa iddah sesuai dengan hukumnya ataukah bisa berubah.
Data dari penelitian ini diperoleh melalui pembahsan teks yang kemudian data tadi dianalisis kembali dengan menggunakan beberapa pendekatan (pendekatan multidisipliner), kerjasama antara ilmu pengetahuan yang masing-masing tetap berdiri sendiri dan dengan metode sendiri-sendiri.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa: USG merupakan alat yang membantu diagnostic untuk pengujian strutur badan bagian dalam dan melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonic. Kelebihannya adalah dapat mendeteksi kehamilan pada usia 5-7 minggu. Dalam prespektif fiqh, sebagian besar ulama berpendapat hikmah dari iddah yaitu dapat mengetahui bersihnya Rahim seseorang, dan dari USG mampu mendeteksi dengan cepat keadaan dan bersihnya Rahim tersebut tanpa harus menunggu tiga bulan. Namun, masa iddah seseorang berbeda-beda sesuai dengan keadaan yang dialaminya yaitu S|alas|ata Qurū untuk seorang perempuan yang dicerai suami dalam keadaan sudah mengalami haidh dan pernah disetubuhi sedangkan untuk wanita hamil iddahnya sampai ia melahirkan, dan untuk istri yang ditinggal mati suami adalah empat bulan sepuluh hari. Masa iddah tersebut sudah tertulis dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan hikmah dari masa iddah itu sendiri yaitu baraatur Rahim (bersihnya Rahim), namun tidak hanya itu saja yang melatarbelakangi syariaat iddah ini, ada juga untuk penghormatan kepada suami yang telah meninggal, memberi peluang ruju’ sebagai ujian akan kesabaran dalam hal pernikahan serta sebagai suatu ibadah (ta’abbudi). Ketentuan nash yang bersifat Ghairu ma’qul al ma’na (hukumnya mutlak tidak memerlukan nalar secara akal dan tidak dapat ditawar).
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka disarankan: Pertama, memanfaatkan kemajuan teknologi hendaknya dengan menggali pengetahuan baru dan menciptakan penemuan-penemuan baru yang dapat membawa kemashlahatan manusia. Kedua, Penetapan iddah bersifat ta’abbudi dan sudah ditetapkan sebagai nash. Maka, sebagai hamba Nya harus mentaati ketentuan tersebut dan melaksanakannya tanpa harus mengubah ketentuanNya. Karena penemuan-penemuan baru tersebut adalah hasil percobaan yang berulang kali dan belum tentu akan kebenarannya, maka dalam hal ini penemuan USG tersebut tidak bisa menghapuskan ketentuan masa iddah yang telah berlaku.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Iddah; tafsir tematik; quru'
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 22 Oct 2022 02:27
Last Modified: 22 Oct 2022 02:27
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17646

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics