ULFA SHOFIANA (1501016030), “Implementasi Bimbingan Konseling Qur’ani Dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia Dini di Pondok Nun Qur’an Learning Center Kudus.”
Menanamkan kemandirian kepada anak usia dini sangat penting dilakukan. Salah satu teknik dalam pelaksanaan bimbingan bagi anak yang dilakukan di Nun Nun Qur’an Learning Center Kudus adalah bimbingan konseling Qur’ani. Secara teroritikal fungsi bimbingan konseling secara umum adalah sebagai fasilitator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan memecahkan problem kehidupan. Melihat fungsi bimbingan konseling secara umum tersebut, dan hal ini diimplementasikan menjadi bimbingan konseling Qur’ani menjadikan model konseling yang menarik untuk diteliti.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) untuk menjawab bagaimana kondisi kemandirian anak usia dini di Pondok Nun Qur’an Learning Center Kudus dan bagaimana implementasi bimbingan dan Konseling Qur’ani dalam membentuk kemandirian anak usia dini di Pondok Nun Qur’an Learning Center Kudus. Sumber data yang digunakan meliputi sumber primer dari observasi dan wawancara kepada pembimbing/konselor dan santri Pondok Nun, sedangkan data sekunder didapatkan dari sumber-sumber buku, artikel ilmiah, jurnal, dan dokumen-dokumen lain yang mendukung penelitian. Metode analisis data menggunakan model Milles dan Hubberman, meliputi data reduction, data display, dan verification.
Hasil penelitian ini menujukan kondisi kemandirian anak usia dini di Pondok Pesantren Nun Qur’an Learning Center Kudus terlihat berbeda sebelum dan sesudah dilakukan bimbingan konseling Qur’ani. Sebelum dilakukan bimbingan konseling Qur’ani kemandirian anak dikategorikan tidak baik, karena belum dapat melakukan aktifitas keseharian dengan mandiri. Adapun setelah dilakukan beberapa kali bimbingan konseling Qur’ani kemandirian anak semakin membaik, anak mulai memiliki inisiatif, percaya diri, bertanggungjawab dan mampu mengontrol diri. Implementasi bimbingan konseling Qur’ani yang dilakukan dengan beberapa metode tahapan. 1) tilawah; knonselor menggali data santri untuk mendiagnosa masalah apa yang terjadi pada santri/konseli, 2) ta’limah dengan bentuk ceramah motivasi, 3) tazkiah; dengan melakukan dzikir untuk membersihkan jiwa konseli/santri agar tenang dan tentram, 4) evaluasi dengan bentuk buku jurnal yang berisi hasil pemantauan dari proses konseling.