Penutupan sekolah yang berkepanjangan akibat pandemi COVID-
19 telah mengubah hubungan pemangku kepentingan pendidikan dengan sekolah dan konten pembelajaran. Bagi sekolah, siswa dan orang tua, dampak dari sekolah yang ditutup dan anak-anak yang terjebak di rumah dengan sedikit atau tanpa akses untuk belajar, efeknya sangat menghancurkan. Dengan ancaman COVID-19 yang terus-menerus membayangi, banyak siswa dan pendidik berjuang untuk tetap fokus pada pengajaran dan pembelajaran. Situasi pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengharuskan guru beradaptasi dengan pengajaran jarak jauh. Memetakan rencana untuk satu semester atau tahun ajaran mungkin tampak seperti ide yang sederhana, tetapi harus memilih dan memilih materi apa yang akan diajarkan dalam batasan periode waktu tertentu tidaklah sesederhana kedengarannya. Dalam beberapa kasus, kurikulum dapat mengacu pada standar yang ditetapkan oleh pemerintah atau organisasi pendidikan, dan penilaiannya mungkin berbeda dari tes dan ujian biasa yang diberikan oleh instruktur. Ketergantungan pembelajaran online pada peralatan teknologi dan penyediaan peralatan merupakan tantangan besar bagi sekolah dan peserta didik.
Tujuan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui manajemen kurikulum pendidikan agama islam pada pembelajaran jarak jauh di madrasah aliyah negeri 2 kutai kartanegara (studi kasus: kelas 11 ipa 1 semester genap tahun ajaran 2020/2021)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Teknik yang digunakan pada penelitian yaitu wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Kemudian data yang telah diperoleh dianalisis dengan cara: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa manajemen kurikulum PAI pada pembelajaran jarak jauh kelas 11 ipa 1 tahun ajaran 2020/2021 semester genap di MAN 2 Kutai Kartanegara telah dilakukan mengacu pada silabus yang telah ada, Sekolah telah mengorganisir staf ke dalam kelompok kolaboratif yang bertemu melalui video conference untuk menyusun pelajaran harian berdasarkan tingkat kelas yang disampaikan secara digital oleh guru kelas. Bagi guru dapat menyiapkan bahan ajar sendiri untuk menjelaskan informasi yang kurang dari bahan ajar yang ada, Siapkan tugas sebelum menyiapkan bahan ajar. Tugas lebih menentukan kualitas belajar siswa daripada bahan ajar.