Studi analisis pemikiran Mubadalah Faqihudin Abdul Kodir tentang iddah bagi laki-laki : analisis perspektif gender
Aqil, Ibnu (2022) Studi analisis pemikiran Mubadalah Faqihudin Abdul Kodir tentang iddah bagi laki-laki : analisis perspektif gender. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_1802016142_Ibnu_Aqil.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Iddah menjadi salah satu konsekuensi yang harus dijalani oleh kaum perempuan baik setelah terjadinya perceraian maupun ditinggal mati oleh suami. Iddah sudah ada sebelum hadirnya Islam, akan tetapi pada zaman pra Islam praktek iddah berjaan dengan tidak manusiawi. Dengan datangnya Islam, mengubah praktek iddah yang tidak manusiawi tesebut menjadi manusiawi dan lebih mengharga perepuan. Dalam syariat Islam, iddah iddah menjadi kewajiban yang harus dijalani oleh kau perempuan. Jika dianalisis dengan kacamata gender, ini terkesan mendiskiminasi kaum perempuan apabila pihak laki-laki atau suami tidak terkena beban iddah. Pasalnya, perempuan dizaman ini memiliki peran serta andil yang sama dengan laki-laki untuk kemajuan Agama dan Negara. Sejatinya, penerapan iddah bagi laki-laki bukanlah menciptakan hukum baru yang tidak mempunyai sandaran normatif baik al-Quran maupun Hadis. Sekalipun dalalah yang dipakai adalah aspek keuniversalan cakupan makna yang dikandung oleh kedua sumber tersebut. Bahwa, betapa pentingnya dalam memahami keselarasan mengenai pemahaman iddah dengan pemikiran Mubadalah Faqihudin Abdul Kodir kacamata perspektif gender. Terutama tentang keselarasan serta kesalingan yang dinilai adil, bagi laki-laki dan perempuan baik secara hukum maupun sosial empiris, tanpa merugikan kedua belah pihak.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana mubadalah Faqihudin Abdul Kodir dalam memandang iddah bagi laki-laki, serta bagaimana pendapat mubadalah dalam iddah bagi laki-laki tersebut jika dipandang dalam perspektif gender. Peneltian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan mengenai iddah bagi laki-laki pemaknaan Mubadalah Faqihudin Abdul Kodir serta bagaimana pendapat Mubadalah Faqihudin Abdul Kodir tersebut jika dipandang dengan perspektif Gender.
Dalam mendalami permasalahan tersebut, penulis menggunakan metodologi studi kepustakaan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi serta teknik analisis data menggunakan metode deskriptif analisis. Jenis penelitian ini menggunakan sumber data yang diperoleh melalui penelusuran terhadap buku-buku literature, baik yang bersifat premier maupun yang bersifat sekunder. Penulis memaparkan pemaknaan Mubadalah mengenai iddah kemudian dianalisis dengan kacamata gender.
Hasil penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran mengenai kesetaraan kedudukan antara laki-laki dan perempuan terutama dalam hal iddah, karena Islam datang untuk menyapa laki-laki maupun perempuan, tidak hanya laki-laki maupun sebaliknya. Iddah bagi laki-laki menurut mubadalah adalah sebagai masa rekonsiliasi dan tidak hanya ta’abudi semata. Selama masa iddah, suami dan istri diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk melakukan rekonsiliasi (rujuk). Dengan demikian, masa iddah adalah masa refleksi, stabilisasi mental dan spiritual untuk menentukan betul-betul pisah atau kembali (rujuk). Iddah bagi laki-laki menurut mubadalah konteks dan gagasannya dilatarbelakangi dua kondisi, yaitu faktor sosial dan bahasa. Kemudian, mubadalah dengan dua konteksnya yang melatarbelakangi tersebut, jika dianalisis dengan kacamata gender Mansoer Faqih tentang ketidakadilan gender, yang mana memiliki empat manifestasi atau prinsip, yaitu prinsip keadilan, kesetaraan, musyawarah dan musya’arah bil ma’ruf. Maka dua faktor sosial dan bahasa dalam mubadalah ini sudah meng-kover dua faktor ketidakadilan gender dalam konteks iddah yaitu prinsip keadilan dan kesetaraan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Iddah bagi laki-laki; Gender; Mubadalah Faqihudin Abdul Kodir |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Putri Ayu Novita |
Date Deposited: | 31 Oct 2022 09:44 |
Last Modified: | 31 Oct 2022 09:44 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17755 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year