Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan emotional labor dan komunikasi interpersonal dengan kecendurungan mengalami burnout pada karyawan rumah sakit X. Analisis dilakukan menggunakan variabel independen berupa emotional labor dan komunikasi interpersonal. Variabel dependennya adalah burnout. Subjek penelitian ini terdiri dari 140 karyawan baik itu medis maupun non-medis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala burnout, skala emotional labor dan skala komunikasi interpersonal. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, asumsi klasik dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan emotional labor memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap burnout dengan nilai koefisien korelasi -0,664 dengan p=0,000 (p<0,05). Komunikasi interpersonal memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap burnout dengan nilai koefisien korelasi -0,497 dengan p=0,000 (p<0,05). Sedangkan emotional labor dan komunikasi interpersonal secara simultan memiliki hubungan yang signifikan terhadap burnout dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,667. Artinya pertama, semakin tinggi emotional labor maka burnout akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Kedua, semakin tinggi komunikasi interpersonal maka burnout akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara emotional labor dan komunikasi interpersonal dengan burnout.