Perkembangan industri keuangan syariah yang cukup pesat menggambarkan masa depan ekonomi syariah di Indonesia yang cerah, dibuktikan dengan tingkat market share keuangan syariah Indonesia per September 2021 yaitu sebesar 10,19% dari total asset keuangan Indonesia. Tanggal 2 Maret 2020 Indonesia digemparkan dengan munculnya virus covid-19 yang berdampak pada perekonomian khusunya di bidang keuangan. BMT merasakan dampak pada peningkatan pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing). Tindakan represif BMT Al Hikmah Ungaran untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) adalah dengan menerapkan kebijakan restrukturisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan interview, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, artikel, atau penelitian terdahulu. Hasil penelitian menyatakan bahwa Implementasi restrukturisasi di tengah pandemi dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan Penambahan modal kembali (Top-up) atau memberikan suntikan dana baru dan memberikan negosiasi keringanan membayar yaitu sebesar 50%-70%. Hal tersebut telah berhasil menurunkan tingkat NPF selama pandemi hingga menjadi 6%. Koheresi Fatwa DSN MUI dengan restrukturisasi tercantum dan sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN MUI No. 47/DSN-MUI/II/2005 tentang Penyelesaian Piutang Murabahah bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar, dan Fatwa DSN MUI No.49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah.