Zakat sebagai rukun Islam yang ke tiga merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Bulan Oktober 2012, Sebanyak 397.540 dari 1,2 juta jumlah warga di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, tergolong miskin. Jumlah ini lebih banyak atau naik sekitar 40 persen, dibandingkan data terakhir pada tahun 2010. Kenaikan itu disebabkan banyaknya warga Kendal yang sudah tidak bekerja, karena ada putus hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh pabrik tempatnya bekerja.
Melihat kenyataan ini, maka aplikasi zakat perlu diterapkan apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Namun di sisi lain, potensi zakat yang berhasil dihimpun oleh lembaga zakat masih jauh dari target. Hal ini menuntut adanya pengaturan dana yang professional sehingga potensi dana umat yang masih terbatas ini bisa dimanfaatkan secara optimal. Atas dasar inilah, penulis tertarik melakukan penelitian di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Kendal dengan tujuan untuk mengetahui manajemen dana di lembaga ini, baik dari aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaannya serta kendala-kendala yang dihadapi oleh Badan Amil Zakat ini.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih karena didasarkan atas desain penelitian, pendekatan penelitian serta sumber data yang digali sebagai data penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan analisa antara teori yang sudah ada dengan realitas di lapangan, yaitu mengkaji bagaimana aplikasi manajemen pengelolaan dana zakat dan praktek pengelolaan yang ada di BAZDA Kendal mulai dari aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana yang ada. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu wawancara, dan data sekunder yaitu berupa buku-buku dan internet. Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sisi penghimpunan di BAZDA Kabupaten Kendal Penghimpunan di BAZDA Kabupaten Kendal menggunakan Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising) yaitu mengirimkan pemberitahuan penghimpunan zakat melalui surat yang dikirim ke unit pengelola zakat (UPZ), telefundrising yaitu melalui via telephone dan presentasi langsung melalui kegiatan seminar dan sosialisasi. Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect fundraising) yaitu melalui perantara bank, melalui referensi dari berbagai instansi/perusahaan yang ada di Kendal dan mediasi para tokoh yang memiliki pengaruh dalam penghimpunan zakat. Pendistribusian zakat yang pertama dilakukan secara konsumtif yaitu penyaluran dana zakat yang di berikan langsung kepada mustahiq berupa paket sembako dan uang. Kedua, pendistribusian secara produktif (Pendayagunaan) diberikan dalam bentuk bantuan modal berupa pemberian pinjaman bergulir Rp 1.000.000 tanpa bunga dengan angsuran Rp 100.000 selama 9 kali untuk meningkatkan hasil usaha