Salah satu mukjizat terbesar yang telah Allah berikan kepada nabi-Nya yaitu berupa Al-Qur’an al-Karim, Al-Qur’an sendiri merupakan Kallamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat terbesar yang diturunkan melalaui seorang perantara yaitu Malaikat Jibril as. Sedangkan secara harfiah Al-Qur’an merupakan sebuah kumpulan teks ayat-ayat suci yang mana kesuciannya tersebut tidak ternodai oleh campur tangan makhluknya baik itu dari kalangan manusia ataupun jin.
Tidak ada satupun yang sanggup menyamai keauntetikan Al-Qur’an baik dari segi keindahan bacaannya maupun isi yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut terlihat dari al-Qur’an itu sendiri baik terlihat dalam ranah internal maupun yang bersifat esensial. Kecenderungan yang digunakan oleh Al-Qur’an dalam menggunakan gaya bahasa tersebut menimbulkan sebuah kesan yang mendalam bagi yang membaca dan memahami isinya.
Selanjutnya kajian mengenai gaya bahasa dikenal dengan nama stilistika al-Qur’an. Kajian tersebut berfungsi untuk mengetahui pemaknaan akan teks ayat-ayat al-Qur’an. Salah satu yang menjadi kajian stilistika al-Qur’an yaitu ilmu yang membahas mengenai keserasian bunyi akhir ayat di dalam al-Qur’an yang mana dikenal dengan fawāṣil Qur’aniyyah. Yang dinamakan dengan fawāṣil Qur’aniyyyah sendiri yaitu ilmu yang membahas mengenai keindahan bunyi akhir ayat yang mempunyai keserasian pada ayat sebelumnya pada setiap potongan ayat, keserasian tersebut berfungsi untuk memperkuat akan keindahan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat al-Qur’an .
Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan mengenai fawāṣil Qur’aniyah dalam surah al-Insyirah. Di dalam surah al-Insyirah sendiri dapat ditemukan bahwa surah tersebut mempunyai variasi rima dalam satu surah. Keserasian tersebut jika didengarkan secara seksama maka akan terlihat unik dalam karakterisik kebahasaannya. Salah satunya yang membahas mengenai bentuk keindahan bunyi rima akhir ayat (fawāsil) serta fungsi bunyi akhir ayat terhadap makna yang terkandung di dalam surah al-Insyirah merupakan tujuan yang utama dalam penelitian ini.
Dua tujuan diatas penulis fokuskan dalam tiga pembahasan. Setiap pembahasan dijelaskan berdasarkan data yang telah penulis kumpulkan. Tiga pembahasan tersebut diantaranya yaitu pertama membahas mengenai bentuk-bentuk faṣilah yang terdapat dalam surah al-Insyirah, kedua membahas mengenai bentuk rima bunyi akhir ayat (fenom) yang terdapat dalam surah al-Insyirah yaitu berupa konsonan huruf kāf, konsonan huruf rā’, dan konsonan huruf bā’. Dan yang terakhir membahas mengenai fungsi fenom terhadap bunyi faṣilah akhir ayat dalam surah al-Insyirah.
Fungsi fenom terhadap makna dalam surah al-insyirah sendiri menjelaskan bahwa ayat pertama sampai pada ayat keempat memaparkan akan ketegasan yang telah Allah SWT peruntukkan bagi Nabi Muhammad SAW mengenai kelapangan dada Nabi Muhammad baik secara material maupun immaterial. Dua ayat setelahnya terdengar menyerupai bisikan yang bersifat lembut dan menentraman, mengapa demikian sebab kelembutan dan ketentraman tersebut dianugerahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar tidak merasa khawatir akan tugas kerisalahan yang telah Allah berikan yaitu berupa dua kemudahan dalam satu kesulitan yang sedang dihadapi.
Selanjutnya pada dua ayat terakhir fungsi fenom terhadap makna ayat menegaskan bahwa setelah menyelesaikan urusan yang pertama, maka janganlah berleha-leha. Ayat tersebut memerintahkan untuk selalu mengoptimalkan waktu dengan sebaik mungkin pada setiap pekerjaan dengan didasari ketaqwaan kepada Allah SWT.