Manusia selain disebut sebagai makhluk sosial juga disebut sebagai makhluk yang beragama. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Ar-Rum ayat ke 30, bahwa fitrah manusia untuk memiliki kebutuhan ruhani dapat diperoleh melalui agama. Maka sudah menjadi hal penting untuk memberikan bimbingan agama kepada santri autis sebab santri autis pada hakikatnya juga memiliki potensi-potensi positif yang dapat berkembang. Mereka perlu memahami ilmu agama dan cara mempraktikkannya sesuai dengan kondisi mereka. Bimbingan agama Islam dalam pelaksanaannya terdapat metode yang berbeda-beda, bagi santri autis diperlukan metode tersendiri agar mereka mudah dalam memahami pesan yang disampaikan pembimbing, sehingga dapat terbentuk kesinambungan interaksi antara pembimbing dengan santri autis. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui Bimbingan Agama Islam Bagi Santri Autis di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus Al-Achsaniyyah Kudus (Studi Materi dan Metode).
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus yang menitik beratkan pada studi lapangan secara faktual. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi partisipan, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa bimbingan agama Islam di Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah Kudus dilaksanakan melalui tiga tahap. Pertama yaitu tahap persiapan, dimana ustadz-ustadzah mempersiapkan materi bimbingan agama Islam yang akan disajikan kepada santri autis. Kemudian yang kedua yaitu tahap pelaksanaan, bimbingan agama Islam dilaksanakan setiap hari melalui kegiatan dengan materi sholat wajib ataupun sunnah, hafalan do’a dan surat pendek, membaca jilid dan Al-Qur’an, bimbingan wudhu, dan stimulasi audio tartil Qur’an. Pelaksanaan bimbingan agama Islam yang demikian itu tentunya tidak lepas dari adanya metode yang diterapkan. Adapun metode bimbingan agama Islam yang ditemukan terbagi menjadi metode umum dan metode khusus. Metode umum meliputi metode langsung dan tidak langsung, sedangkan pada metode khusus bagi santri autis meliputi metode pembiasaan, metode bantuan Prompt penuh, metode mentalqin dalam bimbingan membaca Al-Qur’an, dan metode demonstrasi dengan cara memperagakan. Kemudian yang terakhir yaitu tahap evaluasi, pada tahap ini ustadz-ustadzah memberikan peniliaian terhadap santri autis. Penilaian tersebut direkap secara sistematis melalui papan penghubung yang berada di dinding depan kamar santri.