Perkembangan zaman yang begitu pesat mengakibatkan semakin banyaknya perilaku-perilaku manusia yang beraneka ragam. Salah satunya adalah ketidakpuasan secara seksualdalam rumah tangga. Berbagai cara dilakukan agar dapat memperoleh kepuasan berhubungan seksual sepenuhnya. Salah satu caranya ialah dengan melakukan sadomasokisme atau kegiatan seksual yang memasukkan proses menyiksa pasangan. Dapat dikatakan sadmasokisme karena di dalamnya terdapat pemberian rasa sakit (sadisme) dan penerimaan rasa sakit (masokisme).
Berhubungan dengan hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana analisis perilaku sadomasokisme dalam perspektif hukum pidana Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum yang bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan konseptual. Jenis penelitian berupa studi pustaka (library research). Terdapat beberapa sumber yaitu, sumber primer dan sumber skunder. Teknik analisis yang digunakan deskriptif analisis.
Simpulan dari penelitian ini yaitu Dari sudut pandang ruang lingkup keluarga sadomasokisme sangatlah dilarang. Walaupun pasangan saling menyukai, hal tersebut tidak bisa dilakukan karena menimbulkan kerusakan. Akan tetapi bagi istri yang tidak menyukai hal tersebut dapat menggugat cerai. Dari sudut pandang hukum pidana Islam, sadomasokisme menimbulkan mafsadat (kerusakan). Mafsadat (kerusakan) tersebut dapat berupa fisik maupun nonfisik. Kerusakan fisik yaitu timbulnya luka di bagian tubuh manusia dimana hal tersebut menimbulkan rasa sakit. Selain itu, terdapat kerusakan nonfisik yaitu mengenai mental, hal tersebut dapat menimbulkan traumatis yang dapat mengganggu kehidupan sehinggan dalam hukum pidana islam dikenakan hukuman ta’zir.