Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terwujudnya hak-hak anak dan perlindungan terhadap hak-hak anak. Viktimologi berupaya memberikan pemahaman dan pencerahan terhadap masalah kejahatan melalui kajian terhadap korban kejahatan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak menemukan adanya aduan sepanjang Januari 2022, ada 797 anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual tersebut menimpa anak-anak dan dilakukan terhadap anak laki-laki (sodomi). Berdasarkan latar belakang tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimana hukum positif terhadap perlindungan hukum dan hak anak sebagai korban sodomi dan bagaimana analisis viktimologi terhadap anak sebagai korban sodomi dari perspektif hukum pidana Islam.
Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian normatif, yaitu penelitian yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum lain. Adapun sumber datanya berasal dari data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data penulis menggunakan studi kepustakaan.
Pengaturan hukum positif terhadap perlindungan hukum dan hak terhadap anak sebagai korban sodomi terhadap pelaku yaitu berupa tahanan berdasarkan KUHP Pasal 290-296. Perlindungan terhadap hukum dan hak terhadap anak sebagai korban sodomi sudah sejalan dengan tujuan hukum pidana Islam itu sendiri dimana untuk mewujudkan keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat. Adapun bentuk perlindungan hukum terhadap anak korban sodomi ialah pelaku wajib membayar ganti kerugian terhadap korban ataupun keluarga.