Dalam upaya mengatasi hambatan penyelesaian perkara di pengadilan, Mahkamah Agung mengintrodusir mekanisme baru bagi penyelesaian perkara perdata yakni gugatan sederhana. Prosedur acara baru ini diperkenalkan melalui penerbitan PERMA No. 2 Tahun 2015 tentang Gugatan Sederhana. Prosedur Penyelesaian Gugatan Sederhana (Small Claim Court) hanya diperuntukan bagi perkara-perkara perdata yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Mahkamah Agung tersebut. Dalam salah satu kasus wanprestasi dengan nomor perkara NOMOR 14/Pdt.G.S/2019/PN. DEMAK yang pada intinya antara pengugat PT BRI (Persero) Tbk dan tergugat bapak Masruken. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui bagaimana tatacara penyelesaian gugatan sederhana di Pengadilan Negeri Demak; dan 2) Untuk mengetahui penyelesaian dan pertimbangan hukum hakim paada perkara gugatan sederhana pada perkara Nomor 14/Pdt.G.S/PN Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Hasil dari penelitian ini meyimpulkan bahwa Penerapan Perma nomor 02 Tahun 2015 tentang tata cara gugatan sederhana di Pengadilan Negeri Demak sudah berjalan baik sesuai dengan isi perma tersebut, terkhusus pada perkara Nomor 14/Pdt.G.S/2019/PN Dmk. Pertimbangan hakim dalam memutus perkara No 14/Pdt.G.S/2019/PN Demak hakim pada saat pemeriksaan perkara tersebut mengacu pada pembuktian. Pembuktian yang diutamakan dalam perkara perdata ini adalah pembuktian secara tertulis jadi pembuktian secara tertulis itu diutamakan, kemudian didukung oleh saksi-saksi untuk mendukung bukti surat tersebut.