Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berupa penyaluran atau akses dibidang perkreditan. Dilihat dari kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan, kredit merupakan salah satu fasilitas yanhg dimanfaatkan oleh masyarakat yang memerlukan dana. Dalam perjanjian kredit apabila salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibanya sebagaimana mestinya, maka menimbulkan konflik kepentingan yaitu ingka janji atau wanprestasi. Penelitian ini menjelaskan analisis wanprestasi atas perjanjian kredit di PT BPR Bank Daerah Pati Cabang Juwana.. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik wanprestasi atas perjanjian kredit serta analisis penyelesaian wanprestasi atas kredi di PT BPR Bank Daerah Pati Cabang Juwana.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum non doktrinal dengan menggunakan pendekatan kasus (case approach). Skripsi ini meneliti tentang analisis penyelesaian wanprestasi atas perjanjian kredit. Jenis data yang digunakan ialah data kualitatif. data primer diperoleh dengan teknik wawancara pada PT BPR Bank Daerah Pati Cabang Juwana. Selanjutnya data sekunder diperoleh berdasarkan dokumentasi terhadap bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Data-data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatfi dalam bentuk kalimat-kalimat yang berisi penjelasan tentang penyelesaian permasalahan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gejala awal wanprestasi berupa kredit bermasalah. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, maka termasuk dalam kategori kredit bermasalah/wanprestasi adalah kualitas aktiva produktif yang tingkat kolekbilitasnya tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (november 2019-juni 2021) terdapat nasabah yang mengalami wanprestasi kredit mencapai 546 anggota/nasabah. Untuk upaya penyelesaian nasabah yang melakukan wanprestasi atas perjanjian kredit di PT BPR Bank Daerah Pati Cabang Juwana dilakukan dengan upaya litigasi dan non litigasi. Penyelesaian non litigasi dengan memberikan peringatan baik secara lisan maupun tertulis. Peringatan secara lisan dilakukan melalui telepon aatu kunjungan nasabah. Peringatan secara tertulis diberikan sebanyak tiga kali dengan jangka waktu 14 hari. Apabila penyelesaian secara non litigasi belum memberikan hasil, maka pihak bank akan melakukan upaya lanjutan melalui jalur litigasi Penyelesaian melalui jalur litigasi berupa penagihan melalui kuasa hukum/pengacara, aanmaning, penyitaan jaminan, proses penjualan jaminan secara lelang melalui balai lelang swasta dan/atau pengadilan negeri serta gugatan melalui pengadilan negeri.