Dakwah merupakan media penyebar rahmat, cinta, kasih, Rahman dan Rahim-Nya, agar kehidupan manusia selamat di dunia dan di ahirat. Dakwah juga merupakan seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna. Dalam dakwah tidak lepas dari da’i. Da’i adalah sesorang yang menyampaikan pesan-pesan tentang mengajak manusia kepada jalan Allah dengan tujuan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat yang di ridhai Allah. Begitu juga dengan dakwah di Nusantara. Berdirinya Kerajaan Demak menjadi salah satu bukti masuknya Islam di pulau Jawa, dipimpin oleh keturunan Raja Majapahit V yaitu Raden Fatah. Prabu Brawijaya V itu masuk Islam melalui perantara Sunan Kalijaga. Sejak saat itu, banyak dari keturunannya mulai belajar agama melalui Sunan Kalijaga dan berhasil menyebarkan Islam keberbagai daerah, termasuk diantaranya adalah Ki Gede Sebayu. Beliau menemukan daerah baru ketika menyusuri sungai yang dianggapnya memiliki potensi yang baik, yaitu daerah yang di sebut dengan Tetegal. Dengan masyarakat yang masih memeluk Agama Hindhu dan Budha di bawah kekuasaan Mataram Kuno.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana strategi dakwah Ki Gede Sebayu di Tegal (2) Peninggalan dakwah Ki Gede Sebayu di Tegal.Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif deskriptif, dengan menggunakan metode sejarah. Untuk memperoleh informasi dan data melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses dakwah Ki Gede Sebayu di Tegal melalui beberapa proses seperti: melalui proses pengembangan sumber daya manusia, melalui proses pembinaan tenaga (bekerja), melalui proses pengajaran. Peninggalan Ki Gede Sebayu yang dapat diungkap dalam penelitian ini yaitu makam Ki Gede Sebayu, Masjid Purbaya Kalisoka, dan Bendungan Kaligung.