Penggunaan media sosial tidak jarang pengguna media sosial menyalahgunakan media sosial sebagai sarana untuk menjatuhkan orang lain, hingga menyebar kebencian kepada orang lain atau suatu kelompok. Penyalahgunaan media sosial ini bahkan sudah mengarah kepada perkara kriminal, Kemudian lahirlah suatu rezim hukum baru untuk mengatasi perlawanan hukum dalam segi teknologi informasi yang dikenal dengan hukum siber (Cyberlaw) salah satu tindak pidana pengancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi seperti yang dimaksud dalam Pasal 29 dengan ketentuan pemidanaannya dalam Pasal 45 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 undang-undang ini perlu dikaji secaa komprehensif khususnya dari sudut hukum pidanan Islam sehingga nantinya undangundang tersebut memiliki dasar hukum pidana Islam yang kuat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana tindak pidana pengancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik?. 2) Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap tindak pidana pengancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 19 Tahun?
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif, sumber data primer Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik dan sumber data sekunder berupa buku, jurnal hukum, al-Quran, Hadist, artikel dan literatur yang relevan dengan pokok masalah yang akan diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Tindak pidana pengancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 mengarah pada satu tindakan yang mengakibatkan ketidaktenangan pada seseorang dengan memberikan rasa takut dengan dipaksa untuk melakukan suatu hal atau tidak melakukan suatu hal yang dengan dipidana paling lama 4 (tahun) dan/atau denda dari paling banyak 750 juta. ancaman hukum ini juga dipertegas dalam KUHP pasal 369, hukum dijatuhkan kepada korban setelah melalui proses hukum yang berlaku di Inonesia. 2) Menurut hukum pidana Islam menitikberatkan pada pengancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi yagn menjadi orang takut, cemas dan bahkan terganggu piskologisnya adalah termasuk dalam perbuatan dosa. Jika dilihat dari segi berat ringannya ancaman hukuman maka termasuk dalam jarimah tazir untuk kepentingan umum. Maka dari itu berat ringan ancaman hukumannya tergantung pada penguasa atau hakim berdasarkan pertimbangan masing-masing pelaku, baik keadaannya maupun perbuatannya. Penguasa akan Melihat bagaimana pengancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi itu dilakukan. Hakim mempunyai kebebasan dalam menentukan besar kecilnya hukuman ta’zir untuk kepentingan umum berdasarkan undang-undang atau aturan yang berlaku di negara tersebut.