Menghadap arah kiblat adalah syarat sah dalam melaksanakan ibadah salat. Permasalahan arah kiblat banyak terjadi di ruang publik seperti musala SPBU. Kabupaten Lumajang memiliki beberapa SPBU yang dimana arah kiblat musalanya memiliki kemelencengan dari yang seharusnya.
Skripsi ini mengkaji dua permasalahan; Pertama, bagaimana metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat musala SPBU di Kabupaten Lumajang dan bagaimana tingkat akurasi serta deviasi arah kiblat musala SPBU di Kabupaten Lumajang. Penulis mengambil 17 sampel musala SPBU yang ada di Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian lapangan (field research) dan metode pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi dan observasi yang diperoleh hasil penelitian. Teori yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang menggunakan perhitungan arah kiblat dan alat istiwa’aini.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, pertama bahwa tidak ada metode dalam penentuan arah kiblat saat pembangunan musala, karena masih awam akan pemahaman tentang arah kiblat. Jadi hanya mengikuti arah bangunan atau tempat ibadah yang ada disekitar. Kedua, arah kiblat pada musala SPBU di Kabupaten Lumajang secara keseluruhan memiliki kriteria kemelencengan dari arah kiblat, kemelencengan terbesar yaitu 30° di musala SPBU 54.673.10 Kecamatan Pronojiwo, dan ada pula yang termasuk dalam kategori akurat yang memiliki nilai 00° di musala SPBU 54.673.04 Kecamatan Kedungjajang. Yang berarti masih mengarah pada batas kota Makkah.