Kasus rukyatulhilal terkendala cuaca bukanlah hal yang jarang terjadi di Indonesia. Adanya pengaruh cuaca dalam visibilitas hilal membuktikan bahwa permasalahan penentuan awal bulan komariah tidak terbatas pada permasalahan fiqhiyyah, di dalamnya melibatkan ilmu pengetahuan lain sebagai pendukung melaksanakan rukyatulhilal. Cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan jangka waktu singkat. Tugas peramalan cuaca di Indonesia selama ini dijalankan oleh BMKG. Prediksi atau peramalan dapat dijabarkan sebagai aktivitas yang menspekulasi peristiwa di masa yang akan datang. Kondisi peramalan tersebut beriringan dengan perkembangan teori logika fuzzy yang merupakan cabang dari soft computing yang berfungsi membantu analisis perkiraan kejadian di masa yang akan datang dengan menggunakan pendekatan matematis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan kajian penelitian library research. Kajian kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi dan data dengan bantuan berbagai buku, literatur, catatan, laporan yang berkaitan dengan rukyatulhilal, cuaca, dan fuzzy inference system. Penelitian ini, peneliti menjabarkan tentang implementasi dan keefektivitasan fuzzy inference system dalam memprediksi cuaca guna rukyatulhilal.
Fuzzy inference system untuk memprediksi curah hujan dengan parameter tekanan udara, temperatur, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Hasil Penelitian ini melihat bahwa sistem ini belum efektif untuk digunakan dalam rukyatulhilal. Hal ini dikarenakan dari 27 prediksi menghasilkan 50% ketepatan dari variabel linguistik, dengan nilai RMSE sebesar 48,7. Penggunaan fuzzy inference system untuk memprediksi cuaca guna rukyatulhilal masih perlu dikaji lebih lanjut.