Pandemi merupakan wabah penyakit yang menyebar dimana-mana dengan angka penyebaran yang cepat dan resiko kematian yang tinggi. Pada zaman sekarang juga terjadi pandemi, yang sering disebut dengan pandemi covid-19. Kedatangannya dimulai dari akhir tahun 2019 hingga saat ini masih mengalami kasus varian baru dari pandemi covid-19. Akibat pandemi yang tidak kunjung meghilang keberadaannya hingga kini menempuh dua tahun setengah setelah terjadiannya peristiwa itu. Hal tersebut membuat masyarakat mengalami dampak yang cukup berarti, terutama pada mental baik individu maupun kelompok. Dinyatakannya covid-19 sebagai pandemi oleh WHO mengakibatkan para ahli ilmu diberbagai bidang mencari solusi untuk menghadapinya, salah satunya para ahli tafsir Al-Qur’an.
Melalui hal tersebut, penulis ingin mencari makna pandemi covid-19 melalui penafsiran al-Qusyairi, yang merupakan salah satu tokoh ahli tafsir. Penelitian ini dikaji untuk mengetahui ayat apa saja yang berkaitan dalam menghadapi pandemi covid-19, bagaimana penafsiran ayat-ayat tersebut menggunakan tafsir Latha>if Al-Isya>ra>t, apa makna pandemi covid-19 dari penafsiran ayat-ayat tersebut, serta kontekstualisasi ayat-ayat tersebut dalam menghadapi pandemi covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran al-Qusyairi terhadap ayat-ayat pandemi, dan untuk mengetahui kontekstualisasi penafsiran al-Qusyairi dalam menghadapi pandemi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan motode deskriptif-analisis, dengan menggunakan studi pustaka (library research) yang didasarkan pada tafsir Latha>if Al-Isya>ra>t sebagai sumber data primer, dan buku-buku lain yang mendukung penelitian ini sebagai data sekunder.
Dari penelitian ini ditemukan hasil: pertama, menurut penafsiran al-Qusyairi musibah diibaratkan seperti putik bunga yang jatuh dan terjadi, tidak ada musibah yang terjadi tanpa sepengetahuan dari Allah swt. baik itu berupa kejelekan ataupun kebaikan. Musibah berupa kejelekan itu datangnya dari ulah manusia sendiri, namun segala suatu kebaikan itu datangnya dari Allah swt. Sedangkan semua itu sudah tertulis dalam kitab-Nya (Lauh>ul Mah}fu>z) jauh sebelum diciptakannya manusia. Kedua, dapat dilihat kontekstualisasi dari penjelasan ayat-ayat pandemi tersebut bahwa umat manusia dalam menghadapi musibah terutama pada wabah pandemi covid-19 ini, ada beberapa adab agar musibah tersebut menjadi berkah bagi dirinya sendiri atau setiap individu, yaitu dengan berdo’a kepada Allah meminta kesembuhan dan kesehatan, menerapkan sikap sabar, syukur, tawakkal dengan terus berprasangka baik kepada Allah swt. dan tidak boleh berburuk sangka kepada Allah swt