Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara terdapat jual beli cicilan mesin jahit. Penjual menerapkan larangan kepada pembeli untuk mengambil garapan atau jahitan dari orang lain. Cicilan mesin jahit di Desa Muryolobo tidak ada jangka waktu pembayaran. Akan tetapi penjual menjanjikan pembayaran cicilan dilakuakan setelah pemberian upah atau gaji yang bisa berbentuk satu bulan satu sampai dua kali. Praktik jual beli cicilan memunculkan masalah dimana penjual tidak memperperjelas penentuan waktu dan jumlah pembayarannya.
Penelitian dengan judul “Tinjuan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Cicilan Mesin Jahit Di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara”, memiliki rumusan masalah bagaimana praktik jual beli cicilan mesin jahit di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara dan bagaimana tinjuan Hukum Islam terhadap jual beli cicilan mesin jahit di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.
Jenis penelitian menggunakan penelitian lapangan atau field research dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data menggunkan cara reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan.
Hasil penelitian jual beli cicilan mesin jahit ini di Desa Muryolobo ini digantungkan dengan akad yang lain, yaitu akad ijarah. Yang mana akad jual beli ini digantungkan antara pembayaran cicil mesin jahit dengan pembayaran upah jasa jahitan jahitan. Disimpulkan praktik jual beli cicilan mesin jahit di Desa Muryolobo yang mengandung syarat yang menyebabkan akad jual beli digantungkan dengan akad ijarah. Menurut hukum Islam transaksi ini termasuk dalam jual beli fasid (rusak).