Pernikahan merupakan suatu perkara yan sangat pentig dalam kehidupan seseorang. Menurut Kompiasi Hukum Islam pada pasal 2 menjeaskan bahwa: Perkawinan menurut Hukum Islam adalah Pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat miitsaqan ghaliizan untuk menaati perintah Allah dan melakukannya merupakan ibadah. Namun untuk melansungkan pernikahan, seseorang harus sudah mencapai umur yang telah di tentukan Oleh Undang-Undang yan beraku di Indonesia. Undang-Undang Perkawinan di dalam pasal 7 ayat (1) membatasi usia minimal bagi seseorang yang akan melangsungkan pernikahan. Selanjutnya, di dalam pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan, diatur mengenai dispensasi usia perkawinan.
Dari latarbelakang diatas bentuk permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang (1) Apa saja faktor penyebab permohonan dispenasi nikah di Pengadilan Agama Semarang? (2) Bagaimana analisis hukum Islam terhadap preferensi dispensasi nikah di Wilayah hukum Pengadilan Agama Semarang? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan apa saja penyebab dispensasi perkawinan diajukan serta bagaimana, dan bagaimana preferensi dalam penetapan disepnsasi nikah ditinjau dari Hukum Islam.
Dengan memilih Pengadilan Agama Semarang sebagai objek penelitian, maka jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (fild research) yang sumber data primernya berupa data wawancara yang langsung didapatkan dalam penelitian lapangan di Pengadilan Agama Semarang. Sedangkan data sekundernya terdiri dari putusan hakim Pengadilan Agama Semarang,UUP, KHI dan lain-lain, dan bahan sekundernya yaitu buku-buku ilmiah, makalah, tesis, skripsi, jurnal dan lain sebagainya. Metode pengumpulan data melalui dokumentasi dan wawancara terhadap beberapa responden, dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab diajukannya dispensasi nikah di Pengadian Agama Semarang adalah karena calon mempelai wanita telah hamil atau meahirkan anak terebih dahulu. Serta kekhawatiran para orangtua terhadap pergaulan anaknya yang dikhawatirkan akan melanggar norma serta syariat yang berlaku. Dalam hal ini pertimbangan dan preferensi hakim di luar hukum menggunakan konsep mashlahah mursalah karena ketentuan pembatasan umur dan dispensasi nikah tidak dijelaskan di dalam nash, tetapi kandungan maslahatnya sejalan dengan tindakan syara yang ingin mewujudkan kemaslahatan bagi pemohon (kedua calon mempelai beserta keluarga) karena hamil dahulu. Kekhawatiran orang tua yang sudah tidak dapat di tawar oleh Hakim.