Di era modern kehidupan manusia mengalami perubahan yang cepat, sehingga adanya perilaku dengan gaya baru yang serba instan. Rupanya hal ini membawa manusia pada pemahaman yang konsumerisme, hedonisme sampai pada materialistik, sehingga kesuksesan seseorang pun diukur dari nilai materinya, dan manusia mulai menjauhi dari sesuatu yang dianggap tidak rasional serta lebih memuja akalnya. Menjauhnya manusia dari agama di era modern, tidak bisa dielakkan dengan pemahaman yang serba materalistik dan pemujaan pada ilmu pengetahuan, sehingga melunturnya dimensi ke-Ilahiaan pada diri seseorang yang berdampak pada kehampaan spiritual dan bisa menyebabkan hilangnya pegangan moral pada diri manusia. Oleh sebab itu, diperlukannya suatu formula dan pemahaman untuk mengatasi persoalan manusia di era modern. Dengan begitu zuhud sebagai ajaran tasawuf dapat dijadikan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi manusia di era modern.
Adapun tujuan yang terdapat dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep zuhud menurut Al-Ghozali dan mendeskripsikan bagaimana zuhud dapat mengatasi kehampaan manusia si era modern.
Hasil dari penelitian ini, bahwa Zuhud dalam perspektif Al-Ghazali lebih menekankan pada keyakinan untuk meyakini apa yang berada pada Allah dari pada apa yang berada di tangan manusia atau sesuatu yang ada pada makhluknya. Zuhud bagi Al-Ghazali memiliki tiga dimensi; Ilm, hal dan amal yang dari ketiganya tidak dapat dipisahkan. Dan zuhud mampu mengatasi kehampaan spiritual manusia yang disebabkan oleh kecintaan pada dunia dengan mengejar materi, dan mengabaikan ruhaniah (spiritual). Dengan menjalankan zuhud, maka seseorang dalam hatinya tidak ada perasaan meninggalkan apapun yang ada di dunia disebabkan bahwa dunia ini sesungguhnya bukan lah hal yang berharga (fana). Seseorang tidak akan merasa kehilangan apapun. Pemahaman ini akan membawa manusia pada ketenangan jiwanya dan menjadi makhluk yang dicintai oleh Allah.