TBM Sakila Kerti merupakan lembaga nonprofit yang didirikan oleh Pak Yuqson dengan filosofi pendidikan adalah sesuatu yang universal untuk semua kalangan. TBM ini didedikasikan untuk menjangkau masyarakat kelas bawah. Masyarakat marjinal di terminal Kota Tegal. Berkat kegigihan Pak Yuqson TBM ini berkembang dan memiliki banyak layanan guna memenuhi pendidikan masyarakat marjinal di Kota Tegal. Salah satu layanan tersebut adalah bimbingan kegamaan , yang biasanya dihadiri oleh pedagang asongan. Hal ini lah yang menjadi alasan peneliti untuk meneliti bimbingan keagamaan dalam membentuk religiusitas pedagang asongan di Terminal Kota Tegal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Peneliti terjun langsung ke lapangan guna melakukan observasi, interaksi dan wawancara secara mendalam. Dengan begitu, peneliti akan mendapatkan data yang sesungguhnya terjadi. Sehingga data yang didapatkan oleh peneliti adalah data yang valid.
Hasil dari penelitian ini bimbingan keagamaan di TBM Sakila Kerti menggunakan metode ceramah. Para pembimbing disini menyampaikan dengan baik dan pelan-pelan sehingga bisa dapat diterima oleh para pedagang asongan di Kota Tegal. Hasilnya dapat mengembangkan religiusitas para pedagang asongan di terminal kota tegal. Dimensi religiusitas yang terdiri dari dimensi ideologi, intelektual, ritual, pengalaman, dan ekspresional. Berdasarkan dimensi religiusitas pedangang asongan yang teridiri dari dimensi ideologi adalah pedagang asongan menjadi semakin yakin dengan kehadirat Tuhan, dimensi intelektual pedagang asongan mendapatkan pemahaman keagamaan praktis, dimensi spritual para pedagang asongan semakin yakin Allah tidak akan meninggalkan dirinya dan percaya segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik dari Allah SWT, dimensi konsekwensional para pedangang asongan menjadikan keagamaan sebagai moral