Telah masyhur diketahui oleh banyak kalangan bahwa kalender Jawa-Islam ini disusun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1555 J. Namun, dalam sumber yang lain terdapat catatan sejarah yang menjelaskan bahwa penanggalan Jawa-Islam telah digunakan sejak masa kerajaan Demak, atau tepatnya pada tahun 1443 J. Salahsatu keterangan tersebut dapat ditemukan dalam Serat Widya Pradhana karya dari R. Ng. Ranggawarsita, seorang pujangga dari keraton Surakarta. Adapun isi dari serat ini adalah tentang ilmu falak yang memuat penanggalan atau almanak yang berlaku bagi orang Jawa berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmu falak dalam Islam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran R. Ng. Ranggawarsita tentang kalender Jawa-Islam dalam Serat Widya Pradhana, dan bagaimana analisis sistem penanggalan Jawa Islam dalam Serat Widya Pradhana dalam perspektif astronomi.
Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan kajian penelitian kepustakaan (library research) yakni serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam hal ini penulis lebih menekankan penelitian tentang sistem penanggalan Jawa-Islam yang ada dalam Serat Widya Pradhana karya R. Ng. Ranggawarsita. Selain dokumentasi dari data primer, penulis juga mengumpulkan data dari sumber refrensi lain yang kiranya masih berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif yaitu mendeskripsikan sistem penanggalan Jawa-Islam yang ada didalam Serat Widya Pradhana berdasarkan teori yang sudah ada untuk mengetahui eksistensi dari penanggalan Jawa-Islam.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa kalender Jawa-Islam tidak sepenuhnya menghilangkan tatatanan yang sudah ada di kalender Saka. Sedangkan penyesuaian-penyesuaian kalender Jawa-Islam dalam perhitungannya dimaksudkan untuk tetap menjaga agar kalender Jawa-Islam tetap sesuai dengan kalender Hijriyah. Sistem perhitungan yang digunakan dalam kalender Jawa-Islam ini yaitu sistem hisab ‘urfi, kecuali dalam tahun-tahun tertentu di mana ada penunjukkan tahun panjang dan tahun pendek yang berbeda pada waktu-waktu tertentu, seperti pada waktu berganti kurup yang terjadi setiap 120 tahun sekali