Kecamatan Boja banyak remaja yang melakukan pernikahan dini yang terjadi di Kecamatan Boja dari sebelum adanya perubahan Undang Undang mengenai Batas Usia Pernikahan terjadi peningkatan yang tinggi di Kecamatan Boja dibuktikan dengan transkip data di KUA Kecamatan Boja. Dari permasalahan tersebut penulis bertujuan ingin mengetahui faktor penyebab dan implikasi hukum terhadap terjadinya peningkatan angka kasus pernikahan dini di Kecamatan Boja setelah berlakunya Undang Undang Nomor 16 Tahun 2019.
Jenis metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan melalui putusan putusan Dispensasi Nikah dari Pengadilan Agama, data yang diperoleh akan di analisis deduktif dengan cara wawancara kepada pihak yang melakukan pernikahan dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kasus pernikahan dini di Kecamatan Boja terjadi beberapa faktor 1) Faktor Ekonomi, banyak dari para perempuan yang tidak bekerja dan memilih menikah di kisaran usia 16 tahun sampai 17 tahun, (2) Faktor Pendidikan, rendahnya tingkat pendidikan menjadi penyebab meningkatnya kasus pernikahan dini di Kecamatan Boja mereka beranggapan bahwa menjadi ibu rumah tangga lebih enak dibandingkan harus memikirkan sekolah. (3) Faktor Orang Tua, kurangnya pengetahuan dan pendidikan menjadikan orang tua lebih memilih untuk menikahkan anaknya dengan alasan khawatir suatau saat menjadi perawan tua. (4) Faktor Hamil diluar Nikah, banyak kasus peningkatan pernikahan dini di KUA Kecamatan Boja yang menikah karena sudah hamil, ditemukan ada 60% faktor tersebut menjadi alasan untuk menikah dini.
Dampak yang ditimbulkan akibat dari peningkatan kasus pernikahan dini di KUA Kecamatan Boja adalah Kecamatan Boja menjadi salah satu Kecamatan yang penyumbang jumlah kasus setelah Kecamatan Weleri di Kabupaten Kendal. Efektifitas mengenai UU No 16 Tahun 2019 di Kecamatan Boja belum efektif untuk masyarakat.