Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam pada tahun 2019 telah mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan Program Pusat layanan Keluarga Sakinah yang dilatar belakangi karena tingginya angka perceraian di Indonesia. Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah) merupakan wujud nyata kesungguhan Kementrian Agama dalam memastikan pembangunan bangsa melalui keharmonisan keluarga yang ideal. Tingginya angka perceraian juga terdapat di Kabupaten Batang, yaitu terdapat 4.119 kasus perceraian dari awal tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021. Oleh karena itu, Kantor Urusan Agama Kecamatan Batang pada pertengahan tahun 2021 ditunjuk menjadi KUA pilot project pelaksanaan program Pusaka Sakinah oleh Kementrian Agama. Dari 5.945 KUA di seluruh Indonesia, KUA Kecamatan Batang menjadi salah satu dari 106 KUA se-Indonesia yang terpilih menjadi pilot project Pusaka Sakinah pada tahun 2021. Diharapkan dengan adanya program ini dapat meningkatkan ketahanan keluarga di Kabupaten Batang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi program Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah) di KUA Kecamatan Batang dan mengetahui bagaimana tinjauan ma>qas}id al-syari>’ah terhadap implementasi program Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah) di KUA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Batang. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara terhadap pihak KUA Kecamatan Batang serta pihak Lintas Sektoral yang berkaitan dan juga berdasarkan dokumen-dokumen pelaksanaan serta pendukung lainnya agar mampu mendapatkan informasi yang tepat antara teori yang didapat dengan praktek yang terjadi di lapangan. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara deskriptif analisis.
Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, program Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah) di KUA Kecamatan Batang sudah terlaksana cukup baik sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan program Pusaka Sakinah meskipun belum sepenuhnya optimal. Terdapat beberapa faktor penghambat program yaitu: 1) faktor ketetapan hukum, belum adanya aturan yang mewajibkan masyarakat untuk mengikuti program Pusaka Sakinah. 2) Faktor masyarakat yaitu antusiasme masyarakat mengikuti program belum sepenuhnya maksimal. 3) Faktor anggaran yang terbatas. Kedua, program Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah) di KUA memiliki manfaat (mas}lah}ah) yaitu sebagai sarana bagi pasangan suami-isteri mewujudkan keharmonisan dan ketenangan pernikahan yang merupakan maqa>s}id al-ta>bi’ah (tujuan tambahan) pernikahan. Tujuan tambahan ini untuk memperkuat dan memelihara terwujudnya maqa>s}id al-as}liyah (tujuan asli) pernikahan yaitu mendapatkan keturunan.