Soft skill merupakan komponen keahlian seseorang yang cenderung bersifat pada kelembutan atau kepekaan perasaan seseorang terhadap lingkungan disekitarnya. Dalam pengembangannya khususnya untuk mahasiswa, soft skill dapat dilakukan oleh organisasi intra kampus. Hal ini dikarenakan mahasiswa perlu dibina untuk bisa mengembangkan kemampuan soft skillnya agar lebih baik. Dengan konteks tersebut penelitian ini membahas bagaimana peran organisasi Mahasiswa Walisongo Pencinta Alam dalam mengembangkan soft skill anggotanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena dan menganalisis temuan-temuan di lapangan dengan dikaitkan dengan teori-teori yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan mengkoordinasi data temuan dan kelola menjadi satu kesatuan yang dapat diceritakan. Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, pertama Bagaimana pembinaan organisasi Mawapala dalam pengembangan soft skill. Kedua, Bagaimana model pembinaan organisasi Mawapala dalam pengembangan soft skill. ketiga, Bagaimana dampak pengembangan soft skill terhadap pembentukan image diri mahasiswa di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan bahwa Peran organisasi Mawapala untuk pengembangan soft skill adalah memberikan ruang, sarana, prasarana dan pemateri. Pembinaan dalam pengembangan soft skill yang dilakukan oleh organisasi Mawapala dilakukan dengan cara pembinaan rutin dan pembinaan insidental. Di dalam pembinaan rutin kegiatan yang dilakukan sebagai wadah pengembangan soft skill diantaranya PENDAPA/Diksar, pelatihan-pelatihan, LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) dan masa bimbingan. Sedangkan pembinaan insidental meliputi pendampingan kepanitiaan. Adapun soft skill yang dikembangkan dalam berbagai kegiatan diatas diantaranya kemampuan komunikasi, kepemimpinan (leadership), tanggungjawab, kerjasama, manajemen waktu, adaptasi diri, berfikir kritis. Pembinanan-pembinaan diatas dilaksanakan menggunakan model pendampingan dan model diskusi. Model pendampingan digunakan organisasi Mawapala dalam melaksanakan pengembangan soft skill karena dianggap sebagai model pembianaan yang paling efektif. Dalam model pendampingan ini terdapat metode-metode yang digunakan diantaranya metode teladan, melatih kesadaran diri dan metode motivasi. Hasil yang dicapai dalam pembinaan pengembangan soft skill ini didapat kader-kader yang memiliki mental kuat, dapat menjadi pemimpin yang baik, disiplin dan aktif .

ABSTRACT:
Soft Skills are components of a person’s expertise that tend to be soft of sensitive to one’s feelings towards the surrounding environment. In its development, especially for students, soft skills can be carried out by intra-campus organizations. This in because students need to be coached to be able to develop their soft skills to be better. With this context, this study discusses the role of the Walisongo Student Organization for Nature Lovers in developing the soft skills of its members. This research is a qualitative descriptive research that aims to describe phenomena and analyze findings in the field associated with predetermined theories. In this research data collectoion was carried out by observation, interviews, and documentation. The data analysis used is qualitative data analysis by coordinating the data found and managed into a single unit that can be told. The questons used in this study include, first, how is Mawapala’s organizational development in the development of soft skills. Second, how is the model of Mawapala’s organizational development in the development of soft skills. Third, what is the impact of developing soft skills on the formation of self-image of students at Walisongo State Islamic University Semarang.
Based on the findings it can be concluded that the role of the Mawapala organization for the development of soft skills is to provide space, facilities, infrastructure and presenters. Coaching in the development of soft skills carried out by the Mawapala organization is carried out by means of routine training and incidental training. In the routine training activities carried out as a forum for developing soft skills include PENDAPA/Diksar, training, LDK (basic leadership Training) and mentoring periods. While incidental coaching incledes committee assistance. The soft skills developed in the various activities above include communication skills, leadership, responsibility, teamwork, time management, self-adaptation, critical thingking. The above coaching are carried out using mentoring models and discussion models. The mentoring model used by the Mawapala organization incarrying out soft skill development because it is considered the most effective coaching model. In this mentoring model there are methods used including exemplary methods, training self-awarness and motivation. The resutls achieved in fostering the development of soft skills are obtained by cadres who have strong mentality, can become good leaders, are disciplined and are active.