Pola mediasi penanganan kasus perceraian di Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada masa pandemi covid 19
Cahyo, Tri Aji (2022) Pola mediasi penanganan kasus perceraian di Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada masa pandemi covid 19. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_1606026071_Tri_Aji_Cahyo.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Maraknya penyakit yang akhir-akhir menjadi kewaspadaan kepada seluruh masyarakat dunia yaitu pandemi Covid 19, menjadikan tatanan seluruh masyarakat berubah menjadi ke arah digital. Tidak terkecuali di Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Mediasi bagi warga Negara yang beragama Islam dan tunduk kepada hukum Islam, yang mempunyai masalah perkawinan dan perceraian harus diselesaikan melalui Pengadilan Agama. Pengadilan Agama Semarang yang memiliki angka perceraianya relatif tinggi apalagi di tengah masa pandemi covid-19.
Pengadilan Agama Semarang sebagai badan peradilan pelaksana kekuasaan kehakiman, tentunya memiliki kewenangan. Maka dari itu Pengadilan Tinggi Agama Semarang mengaplikasikan sistem digital untuk penanganan kasus perceraian di Pengadilan Tinggi Agama Semarang sebelum dan sesudah masa pandemi Covid-19. Untuk mengetahui implikasi perubahan penanganan kasus perceraian di Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada masa pandemi terhadap pelaku perceraian. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendapatkan data peneliti menggunakan cara yaitu dokumentasi, wawancara, meninjau kelapangan secara langsung.
Hasil pada penelitian ini adalah penanganan kasus perceraian di Pengadilan Agama Semarang sebelum pandemi yaitu dilakukan dengan offline, dimana pelayanan dilakukan secara langsung serta sistem perceraian dan mediasi dilakukan secara tatap muka. Sistem yang diterapkan sesudah pandemi yaitu dengan menggunakan media online sebagai media pelayanan online. Pelayanan online diberlakukan guna menghindari kontak secara langsung selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil kesimpulan diketahui bahwa terdapat keuntungan dan kelemahan dalam sistem online yang dilakukan di Pengadilan Negeri Agama Semarang. Keuntungan memiliki efisien waktu serta memberikan kemudahan terkait dengan pengumpulan berkas yang dilakukan. Sedangkan kelemahannya yaitu terletak pada sistem jaringan provider yang terkadang membuat koneksi lambat atau terputus. Implikasi perubahan penanganan kasus perceraian pengadilan Tinggi Agama Semarang pada masa pandemi terhadap pelaku perceraian adalah sistem yang diberlakukan pada masa transisi sebelum dan sesudah pandemi. Perubahan yang terlihat pada sistem mediasi ini adalah ketika pengajuan awal dilakukan menggunakan sistem online untuk melakukan pendaftaran. Selain itu dalam melakukan perceraian dilakukan dengan menggunakan zoom meeting.
ABSTRACT:
The rise of the disease which has recently become a concern for the entire world community, namely the Covid 19 pandemic, has made the order of the entire society turn digital. The Semarang Religious High Court is no exception. Mediation for citizens who are Muslim and subject to Islamic law, who have marital and divorce problems must be resolved through the Religious Courts. The Semarang Religious Court has a relatively high divorce rate, especially in the midst of the COVID-19 pandemic.
The Semarang Religious Court as a judicial body implementing judicial power, of course has the authority. Therefore, the Semarang Religious High Court applies a digital system for handling divorce cases at the Semarang Religious High Court before and after the Covid-19 pandemic.To find out the implications of changing the handling of divorce cases at the Semarang Religious High Court during the pandemic for divorce actors. This type of research is field research, using descriptive qualitative methods to obtain research data using methods, namely documentation, interviews, and reviewing the field directly.
The results of this study are the handling of divorce cases at the Semarang Religious Court before the pandemic, which was carried out offline, where services were carried out directly and the divorce and mediation system was carried out face-to-face. The system implemented after the pandemic is by using online media as an online service medium. Online services are in place to avoid direct contact during the Covid-19 pandemic. Based on the conclusions, it is known that there are advantages and disadvantages in the online system carried out at the Semarang Religious District Court. The advantage of being time efficient and providing convenience related to file collection is done. While the weakness lies in the provider network system which sometimes makes the connection slow or disconnected. The implication of changing the handling of divorce cases at the Semarang Religious High Court during the pandemic for divorce actors is the system that was implemented during the transition period before and after the pandemic. A visible change in this mediation system is when the initial application is made using an online system to register. In addition, divorce is carried out using a zoom meeting.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pola mediasi; Kasus perceraian; Pengadilan Tinggi Agama; Pandemi covid-19 |
Subjects: | 300 Social sciences > 303 Social processes > 303.6 Conflict and conflict resolution |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 08 Mar 2023 10:15 |
Last Modified: | 08 Mar 2023 10:15 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19363 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year