SPBU Syari’ah di Genuk ini adalah satu-satunya di kota Semarang yang menggunakan nama Syari’ah. SPBU Syari’ah Genuk mengklaim bahwa SPBU ini yang pertama menggunakan nama Syari’ah. SPBU di Genuk ini menggunakan nama Syari’ah mulai tahun 2017. Ketika berbisnis menggunakan nama Syari’ah, maka harus mengetahui beberapa prinsip dasar berbisnis Syari’ah yang diajarkan Rasulullah SAW. Dalam Islam telah mengajarkan beberapa prinsip dasar, diantaranya prinsip halal dan haram dalam berbisnis Syari’ah. Yang pertama prinsip An-taradhin, yaitu prinsip suka sama suka diantara kedua belah pihak. Kedua tidak boleh melakukan jual beli bersyarsat. Ketiga tidak boleh berbisnis yang mengandung riba. Keempat tidak boleh mengurangi takaran atau timbangan. Kelima kejujuran, kejujuran ini menjadi suatu hal yang penting dalam berbisnis sebagai sebuah bentuk kepercayaan. Keenam membayarkan gaji karyawan sebelum kering keringatnya. Ketujuh tolong menolong ataupun memberikan kemanfaatan terhadap orang lain.
Berdasarkan permasalahan di atas, ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: apa saja syarat jual beli yang sesuai dengan prinsip Syari’ah?, apakah penelolaan di SPBU Syari’ah Genuk sudah sesuai syariat Islam ?.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field researcgh), dengan pendekatan yuridis-empiris. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal analisis penelitian ini mengunakan analisis deskriptif kualitatif.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa SPBU Syari’ah Genuk sudah menerapkan prinsip-prinsip Syari’ah termasuk didalam aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan SPBU pada keseluruhannya, syarat dan rukun jual beli sudah dilaksanakan dengan baik dari syarat orang berakad, ijab qobul, dan segi barang.